Suarakampus.com- Tingkat kemajuan suatu negara, dapat diukur dari kemampuan generasi Z memahami politik dan demokrasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Aria Bima, pemateri dalam webinar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) Universitas Slamet Riyadi (Unisri).
Katanya, dalam segi jumlah Indonesia memiliki generasi Z yang banyak. “Banyak negara luar yang dominasi gen Z nya sangat kecil,” ungkapnya, Sabtu (07/01).
Lanjutnya, dari segi kuantitas Indonesia menang, namun jika dilihat dari segi kualitas banyak generasi Z Indonesia yang memiliki softkil yang kurang mumpuni. “Hal ini memberikan pengaruh pada generasi sekarang,” sambungnya.
Ia menambahkan, pemahaman tentang politik dan demokrasi sangat penting, agar bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara. “Gen Z harus bisa memahami kondisi dan era yang berkembang,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa gen Z memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan gen Y generasi sebelumnya. “Generasi sebelumnya lebih berani beropini melawan pemerintahan,” tuturnya.
“Kalau generasi sekarang lebih dipengaruhi teknologi,” imbuhnya.
Lanjutnya, sikap keras harus ada didalam diri gen Z dalam memahami politik. “Apabila dalam dunia Maya dan Media sosial ia kurang, maka akan sulit membangun kerjasama,” ucapnya.
Sementara itu, Aria Bima mengatakan bahwa demokrasi merupakan kunci semua bidang menyangkut hak dan kewajiban warga negara. “Oligarki pasti ada, tapi itu bisa diatur,” lanjutnya.
“Negara maju itu bukan karena pemerintahannya melainkan karena bangsanya,” sambung Aria.
Kemudian, ia menuturkan bahwa kondisi generasi Z bangsa Indonesia berada pada tahap mengkhawatirkan. “Softskil kita itu Pancasila murni, paham ini yang kurang,”
Ia berharap, generasi Z dapat mengasah kemampuan softskil dengan memahami makna Pancasila. “Untuk mengatasi ketertinggalan dalam bidang politik,” tutupnya. (red)
Wartawan: Febrian Hidayat (Mg) dan Januarica Amora Putri (Mg)