Suarakampus.com- LBH Padang bersama Roehana Project mengadakan diskusi bahas bencana erupsi Gunung Marapi. Kegiatan ini berlangsung di kedai kopi Harmonis Space, Kamis (04/01).
Indira Suryani selaku Direktur LBH Padang menuturkan perasaan bela sungkawanya atas korban erupsi Marapi. “Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap kuat dan teman-teman yang kemarin terkena erupsi segera pulih,” tuturnya.
Ia menyayangkan sikap acuh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) atas korban erupsi Gunung Marapi. “Saya tidak pernah mendengar adanya permintaan maaf pada keluarga korban atau teman-temannya,” ucapnya.
Lanjutnya, terdapat manfaat Penerimaan Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan prosedur tidak menjamin keselamatan orang dan warga sekitar. “BKSDA bahkan tidak mengakui kesalahannya atas hilangnya nyawa 24 pendaki yang tidak hanya berasal dari Wilayah Sumbar saja,” katanya.
Ia menuturkan BKSDA mempunyai tanggung jawab sebagai pelaku kewenangan dalam pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA). “Mereka tidak punya sikap elit, atau pejabat. Tidak punya simpati ataupun empati,” tuturnya.
Kemudian, kata dia, yang dilakukan BKSDA hanyalah memberikan pembenaran-pembenarnn atas tindakan mereka. “Mereka malah menumpahkan kesalahan itu kepada pendaki,” ungkapnya.
Sambungnya, Indira menyatakan tidak adanya peringatan akan status Marapi yang disampaikan kepada pendaki. “Para pendaki bahkan tidak tau lokasi yang dimasuki dapat mengancam keselamatan nyawanya,” ujarnya .
Ia menegaskan pengetahuan tentang pendakian belum sepenuhnya digencarkan. “Informasi mengenai fungsi setiap posko tidak diinformasikan secara jelas,” tegasnya.
Tambahnya, ia mengatakan bahwa seharusnya ada proses briefing sebelum pendakian dimulai. “Setidaknya mereka mengetahui situasi-situasi yang harus mereka waspadai,” sampainya. (red)
Wartawan: Nur Hikmah Nasution