Suarakampus.com- Berinteraksi dengan Alquran bila dikaitkan dengan realitas di kehidupan dapat memberikan ide perbaikan untuk ke depannya. Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang Firdaus dalam Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar di Auditorium Prof. Mahmud Yunus, Kamis (02/12).
Ia mengatakan, untuk memahami hal tersebut memerlukan keterampilan khusus. “Banyak dari kita yang sering membaca dan bahkan menghafal Alquran tetapi tidak mengetahui makna dan tafsirannya,” katanya.
Syafrudin mengungkapkan hadis yang di terima dari Ibnu Mas’ud memberi pesan bahwa Alquran adalah hidangan Allah yang harus dipelajari maknanya. “Usaha terbaik yang harus ditekuni seseorang adalah menafsirkan dan mendalami kandungan Alquran,” ungkapnya.
Lanjutnya, pentingnya seorang untuk bisa memahami qawaid tafsir maka ia tidak akan tergelincir dalam menelaah ayat Alquran. “Serta tidak akan salah dalam mengistinbatkan hukum,” tuturnya.
Syafrudin menekankan, agar tidak tergelincir dalam menelaah ayat Alquran, membicarakan dan mengistinbathkan hukum tersebut, seorang musafir harus menggunakan kaidah teknis istinbath hukum dari ayat.
“Kaidah yang berlaku dalam istinbat tak dapat dielakkan, seorang musafir mesti menguasai perangkat teknik yang dibutuhkan dalam menetapkan hukum,” tutupnya. (gfr)
Wartawan: Friana Faiqotul Izzah (Mg), Tsalsabilla (Mg)