Suarakampus.com- Menjelang akhir tahun, pedagang di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) kampus II UIN IB merasa dirugikan karena meroketnya harga bahan pokok. Kenaikan harga pangan ini mengakibatkan turunnya omset pendapatan hingga 20%, Rabu (15/11).
Salah seorang penjual nasi goreng, Indah Permata Sari mengatakan pendapatan biasanya berkurang semenjak naiknya harga bahan pokok di pasar belakangan ini. “Kalau untuk satu minggu ini sepi, mungkin karena harga sembako sedang naik,” tuturnya.
Ia menyebutkan, berkurangnya pendapatan tersebut mempengaruhi keuntungan dari penjualan sebelum kenaikan harga bahan pokok. “Penghasilan biasanya berkisar antara Rp.250.000/hari hingga Rp.300.000/hari, sekarang hanya Rp.100.000,” sebutnya.
Dilain sisi, Ia mengaku selama berdagang di Pujasera belum pernah menaikkan harga jual, dan komposisi rasa terhadap jualannya masih tetap sama. “Meskipun harga kami normal, kami tidak pernah mengurangkan bahan dalam masakan yang kami jual,” sampainya.
Sementara itu, pedagang lainnya Muhammad Al-Zikri menyampaikan, ketika bahan pokok naik maka ia juga akan mengurangi komposisi dari menu makanan yang tersedia. “Kalau menaikkan harga rasanya tidak mungkin karena takutnya nanti berdampak pada jumlah konsumen,” ujarnya.
Lanjutnya, pendapatannya semenjak kenaikan harga bahan pokok menurun drastis hingga 10%-20%. “Pendapatan perhari biasanya mencapai Rp.300.000, semenjak naiknya harga bahan pokok sekarang hanya Rp.100.000/hari,” katanya.
Ia berharap agar bahan-bahan pokok segera stabil kembali seperti sebelumnya. “Kalau harga bahan pokok turun, pedagang bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi,” tutupnya. (una)
Wartawan: Verlandi Putra (Mg), Azzahra Siti Nurrahmi (Mg), dan Lisanil Wisqa (Mg)