Oleh: Nada Andini (Mahasiswa UIN IB Padang)
Retak hati tak ada yang tahu
Seperih sayatan belati di sekujur tubuh
Degupan jantung terpompa penuh
Terisak tak pernah luruh, memendam semburat pilu
Sesak dada menahan air yang tak pernah turun
Pedih hidup kian terasa
Entah di mana sang tercinta
Ditinggalkan daku tanpa belaian kasihnya
Dini untuk dimengerti
Bahkan fajar belum muncul, aku harus telan sunyi
Semburat di wajahnya mengingatkan diriku pada luka lama
Bukan tak sudi menjemput bahagia
Tapi hidup seakan ingin aku terluka
Sang pencipta
Tolong daku kian hari kian lelah
Saat tertancap duri-duri luka dalam gurun jiwa
Tak mewah dan megah yang aku damba
Bukan pula harta berlimpah aku harap darinya
Namun, belaian lembut tangannya yang ingin kurasa
Setitik perhatian diriku damba untuk dapati jua
Namun sang waktu enggan mengabulkannya
Singgasana yang jadi acuannya
Biar pedihku terkubur mati bersama hati yang kian perih