Masjid Raya Ganting, Cagar Budaya yang Terabaikan

Interior Masjid Raya Ganting (Foto: duniamasjid.islamic-center.or.id)

Suarakampus.com- Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) nomor PM.54/PW.007/MKP/2010 Masjid Raya Ganting Kota Padang resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Kendati demikian, masjid berusia 231 tahun tersebut memiliki anggaran terbatas yang berasal dari jamaah, sedang pemerintah tidak memberi bantuan yang cukup siginifikan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Masjid Raya Ganting, Munandar Maska. Katanya, selama menjabat jadi pengurus, pihaknya belum memperoleh bantuan dari pemerintah dalam bentuk finansial atau keuangan.

“Padahal pemerintah sempat menjanjikan bantuan dana kepada masjid. Tapi hingga saat ini, bantuan tersebut tidak kunjung cair,” terangnya.

Ia menuturkan, masjid membutuhkan setidaknya Rp 15 Juta untuk proses perawatan dan biaya operasional lainnya. “Dengan rincian Rp 7 Juta untuk honor garin, petugas kebersihan dan sekretariat, Rp 3 Juta untuk tagihan listrik serta Rp 5 Juta untuk pengadaan Salat Jumat dan Wirid,” rincinya, Selasa (08/06).

Demi menekan angka pengeluaran yang cukup tinggi, pengurus kerap menghimbau masyarakat setempat, maupun perantau Minang yang telah sukses untuk menyumbang sedikit banyaknya ke masjid. “Untuk menutupi kebutuhan masjid, kita bersyukur masih memperoleh ulur tangan dari jamaah masjid maupun dari masyarakat,” terang Alumni IAIN Imam Bonjol tersebut.

“Pernah kami menerima bantuan dana dari sejumlah urang rantau untuk merenovasi masjid, yang saat itu mengalami kerusakan atap dan dinding,” sambungnya.

Munandar berharap pemerintah dapat memperhatikan lagi bangunan masjid tersebut agar dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung. “Semoga janji tersebut tidak hanya sebatas perkataan saja,” pintanya.

Respon Pelancong
Selaku pengunjung, Mindi Hariza menyebutkan bangunan Masjid Raya Ganting sangat unik karena memiliki nuansa era 80-an. “Perpaduan warna biru masjid dan putih menambah keindahan masjid yang dihadapkan dengan dua buah menara itu,” katanya.

“Jumlah tiang sebanyak 25 buah melambangkan jumlah nabi dan rasul, dan itu menambah deretan ciri khas dari masjid ini,” sambungnya.

Pengunjung lainnya, Fadhil Wafi menyebut pengurus bahkan memberikan pelayanan dalam memberikan informasi seputar masjid. “Selain itu, masyarat juga cukup terbuka dan ramah kepada pengunjung,” sebut salah seorang Mahasiswa Kota Padang itu.

Wafi berharap informasi seputar masjid dan bangunan menarik lainnya di Kota Padang mampu diberitakan oleh media online. “Saya berharap media lebih masif lagi menginformasikan sejarah seputar masjid maupun bangunan lainnya, supaya dapat dibaca orang banyak terutama para pemuda,” tutupnya. (red)

Wartawan: Lisa Septri

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Menyoal Kekerasan Terhadap Pers yang Terus Mengalami Peningkatan

Next Post

Dua Perwakilan UIN IB di Cabang MKTQ Torehkan Prestasi

Related Posts
Total
0
Share
410 Gone

410 Gone


openresty