Suarakampus.com- Memenuhi kebutuhan masyarakat menjadi poin penting dalam penetapan tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) tahun 2022. Ketua Panitia Nazirman mengatakan, melihat dari kepentingan masyarakat ada dua tema yang akan diusung yakni Modernisasi Beragama dan Pendampingan Produk Halal.
“Pengangkatan tema ini lebih berfokus pada penguatan agar pelaksanaannya nanti mampu memiliki peran aktif dalam masyarakat, untuk aceh itu temanya wisata religi,” katanya, Jumat (27/05).
Kemudian, kata dia analisis penempatan tema KKN PPM bersumber dari masyarakat dan akan direalisasikan kembali kepada rakyat serta menjalankan atau mewujudkan program dari Kementerian Agama (Kemenag).
“Tema ini bukan semata-mata untuk mewujudkan kepentingan kampus tapi, kita mengambil dari kebutuhan serta menjalankan program yang ditetapkan untuk karakter UIN Imam Bonjol dalam sektor perguruan tinggi,” jelasnya.
Lanjutnya, pelaksanaan KKN PPM dapat menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat maka dari itu, titik fokus berada pada masukan serta melihat perkembangan masyarakat sekarang. “Hal ini menjadi pembeda antara KKN PPM dengan yang lainnya sehingga, kita dapat diterima di tengah-tengah masyarakat nantinya. Kalau tema diambil dari kita terkadang tidak dianggap oleh masyarakat,” ujarnya kepada suarakampus.com.
Ia berharap, pelaksanaan KKN dapat berjalan dengan baik dan sukses untuk mahasiswa yang akan ikut menjalankan program ini untuk beberapa bulan ke depan. “Semoga masyarakat memberikan dukungan penuh terhadap keberlangsungan program ini, terutama pemerintah daerah penempatan mahasiswa KKN tersebut,” harapnya.
Menanggapi hal ini, Mahasiswa Prodi Psikologi Islam (PI) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Dina Oktavia menuturkan, tidak setuju dengan penepatan Moderasi Beragama sebagai tema dalam KKN tahun 2022. “Tema ini tidak cocok untuk kita pakai karena, hal ini seolah agama itu hanya sekadarnya saja,” tuturnya.
Sementara itu, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Tegar Putra Trimarta menyampaikan bahwa, kedua tema tersebut sudah bagus, namun penempatan kata modernisasi lebih tepat dalam tema KKN PPM. “Menurut saya lebih bagus kita pakai kata modernisasi beragama untuk temanya karena, dalam kehidupan kita berasal dari agama yang berbeda-beda,” ucapnya.
“Kita sebagai orang Islam dalam melaksanakan dakwah tentu harus memberi toleransi dalam beragama agar dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, jangan sampai ada unsur-unsur intoleran di dalamnya. Alangkah baiknya kedua tema tersebut kita padukan menjadi satu,” sambungnya.
Tegar berharap, agar KKN tahun ini dapat memberikan kesempataan kepada mahasiswa untuk terjun secara langsung mengabdi dan berkontribusi kepada daerah. “Semoga ilmu yang telah kami peroleh ini dapat kami realisasikan kepada masyarakat dan bermanfaat ke depannya,” pungkasnya. (ndn)
Wartawan: Kholilah Tri Julianda (Mg), Ramitha Mawangi (Mg)