Sssstttt

Ilustrasi Pengalaman Mistis di Asrama Saat Menjelang Maghrib (Ilustrasi: Zulis/Suarakampus.com)

Namaku Anet, salah satu mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) di Kota Padang. Aku tinggal di sebuah asrama, dengan sepuluh orang teman dari berbagai daerah dan jurusan. Sedikit informasi saja, bahwa aku tidak pernah percaya dengan hantu karena itu hanyalah khayalan manusia. Hingga hal ini membuat aku sangat menyukai film horor. Aku tidak takut sama sekali, hantu itu tidak benar-benar ada hingga aku mengalami hari yang buruk dan membuatku ketakutan setengah mati.  

Semua berawal saat teman sekamarku pulang kampung untuk beberapa hari, karena neneknya meninggal. Hal hasil membuatku sendirian di dalam kamar, aku tidak takut sama sekali, aku malah suka. Saat itu, aku baru saja pulang dari kampus sekitar pukul 19.00 WIB dengan keadaan basah kuyup. Dan setelah berberes-beres langsung tidur.

Aku terbangun pukul 01.00 WIB, saat itu aku merasa sangat haus sekali. Aku menghidupkan lampu kamar dengan tubuh yang masih lemas.

“Aduuh semoga saja besok aku gak sakit karena hujan semalam.” Batinku.

Tiba-tiba lampu hidup dengan sendirinya. Aku terkejut melihat teman sekamarku bernama Rahma sudah berbaring dengan posisi membelakangiku sambil memeluk gulingnya. Aku sedikit kaget karena tadi siang Rahma mengatakan ia akan lama di kampung hingga menujuh hari neneknya yang baru saja meninggal namun sekarang tiba-tiba saja ia sudah di Asrama saja.

“Apa dia ga jadi pulang kampung?” Gumamku saat itu.

Aku tidak begitu mempedulikannya, rasa kantukku mengalahkan rasa penasaran hingga membuatku langsung tidur. Seperti biasanya, aku terbangun pada pukul 03.00 WIB untuk menunaikan sholat tahajud dan kegiatan lainnya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku sungguh kesal dengan ketukan itu.

“Rahma, bangun! Kamu ga sholat?” Ujarku pelan mencoba membangunkan Rahma sambil meraba ke samping kananku untuk mencoba menepuk tubuhnya, namun aku tidak merasakan apapun di sampingku saat itu.

Aku berseru kesal dengan setengah berteriak. “Rahma udah keluar Rin, aku lagi ga sholat. Kataku pada Rina yang berada di luar kamar.

Sedangkan di sisi lain, Rani tengah bingung mendengarkan racauan Anet tentang Rahma. “Loh, bukannya Rahma pulang ke rumah neneknya ya.” Heran Rani.

“Ok deh Net, aku duluan ya.” Ucapnya yang berlalu meninggalkan kamar Anet.

Aku tidak membalas ucapan Rani lagi, aku melanjutkan tidurku hingga subuh. Rani kembali mengetuk pintu kamarku memanggil namaku berkali-kali.

“Anet, ayok bangun kita baca almatsurat.” Panggilnya.

Aku mendengar suara itu tapi tidak menghiraukannya, entah kenapa mataku terasa berat untuk dibuka saat itu. Setelah lama menunggu, Rina mencoba untuk membuka pintu kamarku dan menghidupkan lampu membuatku menyerngitkan dahi merasa silau.

“Net, bangun.” Panggilnya lagi sambil mengguncang tubuhku pelan.

Aku tersentak sambil mengucek mata, dan perlahan bangun dari atas ranjang. Pagi itu aku merasa kesal dengan Rani tanpa sebab, hingga aku membalas semua ucapannya dengan nada ketus.

“Aku tunggu di ruang tengah ya.” Ucapnya sebelum pergi meninggalkanku di kamar.

Aku mengagguk pelan, lalu menoleh kesamping kanan melihat Rahma yang sudah tidak ada di sampingku lagi. “Bisa-bisanya Rahma bangun tapi ga ngajak aku almatsurat, main pergi aja.” Ujarku pelan karena tidak seperti biasanya Rahma seperti itu.

Saat tiba di ruang tengah aku masih tidak melihat Rahma. Hingga membuatku mulai merasa ada yang aneh dari Rahma. Aku mencoba bertanya pada Sisil yang merupakan teman dekat Rahma di Asrama ini. “Sil? Rahma mana sih?” Tanyaku saat selesai membaca almatsurat.

Sisil menatapku sebentar dan berucap seperti yang di luar dugaanku. “Eh, dia pulang kampung kan neneknya meninggal. Dia ga ngasih kabar ke kamu?” Ujar Sisil balik bertanya.

“Ada sih, tapi bukannya tadi malam dia pulang ya?” Tanyaku bingung .

“Masa sih? Bukannya kamu yang pulang terakhir dari kampus. Soalnya hujan jadi ga ada yang keluar malam itu,  pintu asrama dikunci pas kamu pulang sama Lita.” Jelas Sisil.

Beberapa orang yang mendegar percakapan kami ikut membenarkan ucapan Sisil yang membuatku semakin bingung, perasaanku menjadi tidak enak.

“Mungkin kamu ngigau atau mimpi Net, soalnya pas aku bangunin jam tiga tadi kamu manggil-manggil nama Rahma.” Celetuk Rina ikut nimbrung.

“Engga, aku ga ngigau kok. Aku emang sadar pas manggil nama Rahma soalnya aku pikir kamu bangunin dia untuk tahajud juga.” Jelasku meyakinkan semua anak di Asrama bahwa aku tidak mengigau.

“Emangnya kamu lihat Rahma pulang?” Tanya Sisil.

Aku menggeleng pelan. “Tapi aku liat dia tidur di sebelahku Sil.” Ujarku padanya.

“Mungkin kamu salah lihat.” Tegas Rina lalu membubarkan kerumunan, semua anak asrama pergi dari ruang tengah itu menuju kamar masing-masing dan beraktivitas seperti biasa, aku juga ke kamar dengan pikiran yang masih kacau.

Saat tiba di kampus, kejadian tadi pagi itu seolah hilang begitu saja aku beraktivitas seperti biasa hingga matahari kembali terbenam. Malam itu aku mimpi buruk, aku melihat sesosok aneh yang berada di balik pintu kamarku. Makhluk itu bertubuh tinggi kurus dengan rambut panjang sambil menatapku dengan mata merah dan mengeluarkan air mata darah.

Aku sangat ketakutan, ia tidak berhenti menatapku tanpa ekspresi. Aku terbangun dengan keringat yang membuat baju dan rambutku basah seperti habis mandi. Nafasku terasa sesak dan jantungku berdegup kencang. Aku melihat jam dinding yang tidak berhenti berdetak, jarum jamnya menunjukkan pukul 02.00 WIB, suasana asrama yang sunyi membuat suara jam dinding itu terdengar dengan jelas hingga membuatku risih.

Suara kipas ikut memecah kesunyian malam itu, aku yang baru selesai mandi pun merasa dingin dengan rasa malas aku mematikan kipas itu dan kemabli duduk diatas ranjang. Aku mencoba bermain sosial media untuk menghilangkan rasa takut. Aku membuka video-video lucu hingga membuatku lupa dengan mimpi yang menyeramkan itu. Namun itu tidak berlangsug lama saat fokus bermain hp, aku tidak sengaja mendengar suara tawa, suara tawa itu terdengar sayup-sayup membuatku merinding. Aku segera mematikan lampu dan berlari kearah ranjang dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Malam itu terasa sangat panjang, suara tawa itu tidak berhenti malah terdengar semakin jelas.

“Sssttt!! takut yaa.” Bisik suara itu tepat di telingaku.

Aku langsung membaca berbagai doa dan menutup telingaku sekuat-kuatnya berusaha untuk tidak mempedulikan suara tawa yang semakin melengking itu. Tubuhku basah oleh keringat nafasku tersengal-sengal. Tidak ada yang tau kejadian malam itu, aku sendirian menyaksiakan betapa menyeramkannya makhluk yang ada di kamarku saat itu.

Aku tidak tau pasti kejadian itu berlngsung berapa jam, karena saat itu aku bangun dan teman-teman asrama sudah mengelilingiku. Mereka bilang aku berteriak saat mereka sedang melaksanakan tahajud.

“Padahal aku ga teriak sama sekali loh.” Ujarku setelah meneguk air yasin yang di buatkan oleh Sisil

“Kamu teriak sambil duduk di balik pintu, untung aja kamu ga kunci kamar jadi kami cerita bisa masuk.” Ujar Rina.

“Kamu tidur ga baca doa ya?” Celetuk Sisil menatapku penuh selidik.

Aku menghela nafas pendek. “Jangankan baca doa, baju aja ga sempat aku ganti.” Kataku.

“Tidurnya pas maghrib pula.” Tambah Lita.

“Lain kali jangan tidur pas mau magrib lagi dan jangan lupa baca doa, kayaknya kamu di ganggu itu dari kemarin.” Jelas Rani membuat mereka semua bergidik ngeri.

Memang benar, semua yang terjadi ini karena aku sedang tidak sholat dan main tidur sembarangan tanpa membaca doa dan akhir-akhir ini aku juga sering pulang malam dari kampus. Besoknya aku berusaha untuk pulang sebelum maghrib dan tidak lupa membaca doa saat tidur. Hingga Rahma pulang dari kampung halamannya, tidak ada yang cerita kepada Rahma hal aneh yang terjadi padaku, kami sepakat untuk menutupinya juga dari pembina asrama.

Penulis: Zulis Marni (Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

24 Awak Redaksi Narasi Terkena Perentasan, Polri Diminta Proaktif

Next Post

Ketua AJI Padang Sebut Peretasan Kru Narasi TV Hambat Kinerja Jurnalis

Related Posts
Total
0
Share