Akibat Pandemi, Asrama Putra UIN Imam Bonjol Alami Krisis Pengelolaan

Gedung Asrama UIN IB (Foto: Wildan/suarakampus.com)

Suarakampus.com-Asrama putra Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang dalam masa krisis pengelolaan. Hal ini disebabkan karena kekosongan pengurus dan pembina asrama selama pandemi.

Pembina asrama, Tarmizi mengatakan dirinya sudah tidak lagi memiliki kewenangan mengelola asrama karena tengah menamatkan studinya. “Sehingga pengelolaan asrama diserahkan ke pihak rektorat,” katanya saat diwawancarai wartawan suarakampus.com, Senin (01/11).

Tarmidzi berharap agar pihak Rektorat segera turun tangan dalam pengelolaan asrama. “Terutama dalam menempatkan pembina asrama baru sehingga kegiatan kembali berjalan,” harapnya.

Salah seorang anggota asrama, Syu’aib menuturkan sebelum pandemi kegiatan asrama aktif sekali. “Waktu itu masih ada pembina ini yang membimbing kami,” tuturnya.

Lanjutnya, kegiatan yang dilakukan seperti seperti halaqah Qur’an dan pembinaan bahasa. “Kegiatan tersebut terhenti ketika para anggota asrama kembali ke kampung masing-masing karena perkuliahan diberlakukan secara daring,” jelas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) itu.

Menanggapi hal itu, Biro Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan Kafrina, membenarkan pengelolaan asrama tidak lagi ditindaklanjuti. “Perhatian kita tak lagi terfokus ke asrama putra yang ini dan kita lebih menitikberatkan pada pengelolaan Kampus III di Sungai Bangek,” ungkapnya.

Kafrina menyebutkan bahwa gedung asrama putra yang sekarang bukanlah milik UIN. “Sehingga kita tidak dapat berbuat terlalu jauh dalam pengelolaan,” sebutnya.

“Di kampus III juga akan dibangun asrama milik UIN seutuhnya. Sehingga pengelolaan akan dimaksimalkan di sana,” tutupnya. (gfr)

Wartawan : Idhar Rahman (Mg), Siti Hasanah (Mg), Faisal Haris Mantori (Mg)

Total
0
Shares
2 comments
  1. Dalam penyusunan beritanya banyak yang typo.
    Saya masih mahasiswa kok di bilang doktor astaga S1 aja belum tamat 😂. Udah dibilang kemaren saya ini hanya perpanjangan tangan dari asrama ke rektorat, dan untuk musyrif atau pembina itu namanya ustadz inami. Saya berharap pihak suara kampus mengedit atau memverifikasi kan kembali kepada pihak yang terkait supaya tidak ada kerancuan pemahaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Seppi Mustion Harumkan UIN IB di Kancah Internasional

Next Post

Sema FDIK Gelar Seminar Nasional Strategi Mahasiswa dalam Menetapkan Peranannya di Era New Normal

Related Posts
Total
0
Share
Just a moment...