Suarakampus.com- Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto mengatakan, moderasi beragama sangat penting diimplementasikan. Sebab, menurutnya sebagian masyarakat Indonesia belum mampu membendung perbedaan kultur dari agama-agama yang berbeda.
Ia menuturkan, moderasi beragama merupakan refleksi dari berbagai konflik yang terjadi seperti konflik Islam dan Kristen di Ambon, kerusuhan Poso, konflik Tolikora.
Lanjutnya, memaknai moderasi agama bukan hanya sebatas pengurangan kekerasan agama tetapi bisa diartikan sebagai keseimbangan menata perbedaan agama. “Jangan jadikan perbedaan sebagai tolak ukur dalam keharmonisan beragama, namun bangun kesatuan dan hilangkan perbedaan,” ucapnya saat menyampaikan materi, di Auditorium Prof. Mahmud Yunus, Kamis (03/01)
Ia mengungkapkan, permasalahan ini dapat diminimalisir berawal dari bagaimana seseorang menyikapi perbedaan dengan hal-hal positif. “Bagaimana kita menyikapi perbedaan, seperti itu jugalah kita bisa memunculkan solusi dari masalah moderasi beragama,” katanya.
Sementara itu, Yandri juga berpesan kepada Civitas Academica UIN IB, agar tetap berkontribusi penuh untuk memperbaiki hal ini, sebab menurutnya teori tidaklah cukup tanpa dipraktikkan. “Perilaku memoderasi beragama juga mestinya diimplementasikan dalam pergaulan sehari-hari,” harapnya. (ndn)
Wartawan: Hary Elta Pratama