Suarakampus.com– Pasca kenaikan harga beras, pedagang Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Kampus III UIN IB Padang, turut mengalami kesulitan dalam harga penjualan. Hal ini dilihat dari keluhan beberapa pedagang saat diwawancarai tim suarakampus.com, Rabu (28/02).

Salah seorang pedagang Pujasera yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, kenaikan harga beras membuatnya kesulitan berjualan tanpa menaikkan harga barang. “Mengalami penurunan omzet, maka kami kurangi porsi tanpa menaikkan harga,” ungkapnya.

“Dulu harga beras sekarung 155 ribu, sekarang 160 ribu,” tambahnya.

Menanggapi hal ini, pedagang yang lain Desriyanti mengatakan, kenaikan harga beras sangat berdampak bagi pendapatan omset dari dagangannya. “Sulit sekali, omzet menurun dan keuntungan menipis,” sebutnya.

Desri beranggapan, menurutnya, meningkatnya harga beras di Indonesia disebabkan oleh pengaruh politik. “Mungkin karena adanya kampanye besar-besaran,” ungkapnya.

Penjual lontong ini juga menjelaskan, sebagai seorang pedagang dirinya tidak bisa menaikkan harga dagangan sembarangan. “Terpaksa harus dibeli dan dicukupkan nanti pembeli lari, kalau harga naik secara tiba-tiba,” sebutnya.

Ia berharap pemerintah cepat menanggapi terkait peningkatan harga beras agar cepat berakhir. “Hendak memasuki Bulan Ramadhan, semoga harga beras kembali normal,” harapnya.

Selain itu Pedagang Pujasera Rita Wahyuni, ia mengatakan faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras pada saat ini dipicu oleh cuaca. “Kenaikan beras mencakup cuaca yang kurang baik,” katanya.

Rita mengatakan harga makanan mahal membuatnya sulit mendapatkan keuntungan seperti sebelumnya “Perubahan penurunan omzet juga saya rasakan,” tutupnya. (sri)

Wartawan: Elsa Mayora (Mg), Devita Rahma (Mg)