Suarakampus.com- Dosen Pascasarjana Menajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Bukittinggi, Supriadi bahas sepuluh ciri-ciri pesantren di masa depan. Hal tersebut ia lontarkan saat memberikan materi dalam Seminar Nasional (Semnas) di Aula Mansur, Kampus II UIN Imam Bonjol Padang, Sabtu, (01/06).
Supriadi mengatakan, pesantren ini merupakan salah satu ciri khusus milik negara Indonesia. “Cikal bakal keberatan pesantren dimulai sejak zaman Wali Songo,” ucapnya.
Kemudian, Supriadi mengatakan ada sepuluh ciri-ciri pesantren di masa depan, salah satunya mempunyai sistem manajerial. “Mempunyai tata kelola yang baik, teratur dan kredibel,” katanya.
lalu, ia menambahkan pesantren di masa depan tidak menganggap lembaga pendidikan Islam lainnya sebagai saingan. “Dia akan menganggap pesantren yang lain sebagai rekan kerja,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan, lembaga pendidikan yang berupa pesantren ini juga harus mampu merubah mindset dalam hal keagamaan. “Bukan mengatakan apa yang tidak di kerjakan nabi itu bid’ah, melainkan mampu membarengi ilmu agama khususnya di pesantren dengan teknologi,” ujarnya.
Lalu, ia juga mampu berfikir out of the box atau lebih tepatnya keluar dari kebiasaan. “Seperti saat sekarang ini telah ada pesantren yang mempunyai perguruan tinggi dan juga ada pesantren yang melahirkan Ma’had Ali,” katanya.
Setelah itu, ia juga mengatakan pesantren masa depan itu mempunyai asrama yang terorganisir dan juga mempunyai kekuatan lain di luar dari lembaga pendidikan. “Pesantren yang mampu membuka lapangan pekerjaan seperti berladang,” ujarnya.
Lanjutnya, sosok dari dalam pesantren juga harus membuat eksistensi dengan masyarakat dan memiliki karismatik. “Jika tidak mempunyai karisma bisa saja masyarakat mencemooh atau mungkin menganggap remeh orang tersebut,” ucapnya.
Baginya, penting untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global. “Lulusan pesantren sekarang wajib menguasai bahasa asing,” katanya.
Sebagai penutup ia menyampaikan tujuan dari management lembaga pendidikan Islam ini agar dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. “Dengan adanya MPI dapat mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya lembaga pendidikan Islam,” tutupnya. (rhm)
Wartawan: Ulya Rahma Yanti (Mg) dan Nurwasilah Arafiah (Mg)