Suarakampus.com- Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang dan Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Padang, angkat bicara terkait penangkapan lima pers mahasiswa Catatan Kaki (Caka) Universitas Hasanudin. Hal itu disampaikan langsung saat diwawancarai oleh tim suarakampus.com.
Ketua AJI Padang, Novia Herlina menyampaikan, penangkapan pers mahasiswa Caka adalah bukti diskriminasi yang ada sampai kini. “Dewan pers dan Kementrian Pendidikan harus mengambil peran masing-masing terhadap mahasiswa yang ditahan,” sampainya.
Novia menyebutkan, AJI Indonesia telah lakukan komunikasi dengan pendamping hukum mahasiswa di Unhas. “ Supaya polisi segera melepaskan dan tidak akan dibiarkan menghadapi kasus sendiri, mereka pun berhak melanjutkan pendidikan,” sebutnya.
Kemudian, Ketua LBH Pers Padang, Ilhamdi Putra mengatakan selama sesuai kerja jurnalistik, tidak ada pemidanaan oleh pihak kampus. “Kerja jurnalistik bagian insan negara, sementara perlindungan jurnalis mahasiswa tidak seperti pers professional saat ini,” jelasnya.
Bekerja dibagian hukum, Ia melihat adanya kemunduran demokrasi di permasalahan negara, sampai ke lingkungan kampus. “ Desain ideal kampus adalah ranah intelektual dan tidak boleh melakukan upaya reprensif kepada mahasiswa,” tuturnya.
Adapun, ia menyebutkan Undang-undang (UU) yang bisa memberikan perlindungan kepada mahasiswa akan tetapi tidak mengatur secara khusus. “Ada UU Pendidikan Tinggi nomor 12 tahun 2012,” pungkasnya.
Sebelum wawancara ditutup, Ilhamdi berharap kasus ini terakhir dan pesannya untuk mengupayakan mempersempit kejadian serupa. “Permasalahan harus diberhentikan dan mahasiswa bisa memaksimalkan organisasi Asosiasi Pers Mahasiswa (Aspem) agar tidak terjadi kembali,” tutupnya. (hkm)
Wartawan: Devita Rahma, Abdul Rahman
