Suarakampus.com- Air asam menjadi ciri khas minuman yang hanya ada saat pelaksanaan tradisi serak gulo. Tradisi serak gulo atau menabur gula merupakan salah satu kebiasaan tahunan masyarakat keturunan India di Ranah Minang yang masih dilestarikan turun-temurun.
Prosesi pelaksanaan serak gulo diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan pembagian air minum khas berupa air asam. Kegiatan serak gulo dilaksanakan tepatnya di Mesjid Muhammadan, Pasar Gadang, Padang.
Selaku pembuat air minum asam, Halidah menaruh rasa senang serta syukur atas pelaksanaan warisan budaya yang masih terlaksanakan hingga kini. “Alhamdulillah kebiasaan ini masih berlanjut, tidak punah,” ucap Halidah.
Ia mengatakan, tiap tahunnya selalu menyediakan air asam untuk para masyarakat yang antusias menyaksikan tradisi serak gulo, “Siapapun yang datang akan diberikan air asam, sebagai bentuk tradisi turunan,” ungkapnya.
Lanjutnya, air asam tahun ini dibuat sebanyak 25 kilo asam jeruk nipis sebagai bahan utama, dipadukan gula garda munggu dan dicampur dengan adas manis. “Setiap tahun dibikin selalu habis, tidak tersisa, bahkan minuman ini membuat candu bagi masyarakat,”ujarnya
Kemudian kata dia, manfaat dari air asam baik untuk kesehatan tubuh manusia. “Bukan hanya itu, tetapi juga bisa untuk menepati janji nazar masyarakat setempat, serta sedekah, “ujarnya.
Salah satu pengunjung, Pak Nof mengungkapkan, manfaat air asam yang benar memberi pengaruh pada dirinya. “Tenggorokan lagi ga enak, rada batuk, tetapi setelah minum air asam, rasanya lebih membaik dari sebelumnya, ” ujarnya.
Lalu, mengatakan tiap tahunnya selalu melihat
tradisi serak gulo, salah satu alasannya adalah agar bisa mendapatkan air asam. “Alasan utama saya supaya menerima air asam dari tradisi serak gulo yang hanya ada satu kali dalam setahun,” katanya.
Ia berharap, tradisi ini terus dilestarikan dengan baik dan selalu ramai. “Semoga tradisi ini berlanjut terus diminati masyarakat,” tutupnya. (hkm)
Wartawan: Elsa Mayora, Muhammad Afif Triyanda