Suarakampus.com- Kopi, saya rasa minuman ini sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Minuman yang memiliki warna hitam dan rasa yang pahit ini ternyata memiliki banyak cerita dalam setiap cangkirnya.
Secangkir kopi yang pahit namun berkualitas ditentukan dari berbagai aspek seperti kualitas tanah, ketinggian dan cara pemetikan, kemudian dilanjutkan dengan cara pengolahan sehingga kopi yang disajikan akan berkualitas.
Kopi yang baik akan dipetik ketika buah kopi sudah matang, kopi akan dipetik per-butir sehingga tidak merusak buah lain yang belum layak untuk dipetik. Kemudian kopi akan melewati proses di mana kotoran akan dipisahkan, dan dilanjutkan dengan penggilingan kulit kopi sehingga mendapatkan biji kopi.
Setelah biji kopi didapatkan, biji kopi akan difermentasikan guna menghilangkan lendir yang menempel pada biji kopi. Selanjutnya, biji kopi akan dijemur dan kembali digiling untuk melepaskan kulit ari yang masih menempel. Setelah penggilingan kedua kopi akan kembali dijemur dan disortir.
Tak sampai disitu setelah penyortiran selesai, penyimpanan kopi juga mempengaruhi kualitas dari biji kopi. Sebuah perjalanan yang panjang hanya untuk mendapatkan biji kopi dengan kualitas yang baik, begitupun dengan manusia dan pemimpin.
Teman-teman pasti tahu bahwa kita adalah pemimpin dari diri sendiri. Nah, untuk manjadi pemimpin yang berkualitas tentunya kita harus mampu melewati berbagai tahap, baik itu dalam hal pendidikan, kemasyarakatan ataupun jabatan. Tidak ada hal yang dilakukan dengan instan bahkan, untuk membuat secangkir kopi sekalipun.
Menjadi pemimpin yang berkualitas harus dilakukan dengan menikmati prosesnya, di mana dalam sebuah proses akan banyak tempaan, sortiran dan penggilingan yang baik, seperti halnya biji kopi yang pada akhirnya menjadi bubuk kopi yang sedap jika diseduh.
Menjadi pemimpin juga tak dapat dilakukan dengan instan, serba sogok atau bahkan uang pelicin. Lewat tulisan ini saya sekaligus meminta izin kepada senior yang pernah mengatakan ini kepada saya, beliau pernah berkata “cibo angku nikmati prosesnyo dulu, jalani je dulu, beko diakhir akan taraso lamaknyo, picayo lah ka abang,” nah dari sedikit kata bijak dari beliau saya juga percaya bahwa, hal sekecil apapun yang kita lakukan pasti di dalamnya terdapat sebuah proses yang perlu dinikmati, termasuk dalam membuat secangkir kopi.
Penulis: Rais Shiddiq (Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)