Suarakampus.com- Kiprah Raichul Amar dalam penghargaan Kalpataru tahun 2000 dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan lingkungan. Demikian cerita perjalanan Raichul Amar dalam seminar nasional oleh UKM Mapala Alpichanameru UIN Imam Bonjol Padang di Auditorium Prof. Mahmud Yunus Selasa, (22/11).
Raichul Amar mengungkapkan pada tahun 2000, ia diundang oleh pihak Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) untuk membahas soal penerima penghargaan Kalpataru. Setelah itu, dikumpulkanlah 100 artikel tentang lingkungan, 3.342 foto ukuran 3R dan 250 foto ukuran 10R, dan dua buku bertema lingkungan serta sebuah buku puisi dan foto-foto lingkungan.
“Saat itu, saya menyerahkan semua dokumen kegiatan terkait lingkungan itu, setelah melakukan wawancara, Bapedalda menetapkan saya sebagai calon peraih Kalpataru Sumbar,” jelasnya.
Selain itu, rumah Raichul Amar didatangi oleh tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan pegawai Bapedalda guna wawancara tentang efektifitas kegiatannya dilingkup masyarakat dan rumahnya. Tim itu, juga mendatangi kampus IAIN IB Padang untuk mewawancarai pegawai, dosen, dan mahasiswa terkait aktivitasnya terhadap lingkungan.
“Akhirnya, tepat 2 Juni 2000, pihak Bapedalda Sumbar menetapkan saya sebagai penerima Kalpataru dan diundang ke istana negara di Jakarta,” ujarnya saat bercerita dalam seminar.
Kemudian, Raichul Amar menuturkan telah memperoleh tiga penghargaan Kalpataru mulai kategori pengabdi lingkungan tahun 1991 tingkat Kota Padang, kategori perintis lingkungan tahun 2000 tingkat Provinsi, dan kategori pembina lingkungan tahun 2000 tingkat nasional. Setelah mendapat penghargaan itu, ia mendirikan rumah baca lingkungan di bagian depan rumahnya, terdiri dari 5.000 buku dan foto-foto tentang lingkungan hidup.
“Semoga dengan adanya karya ini, bisa menyadari banyak orang untuk menjaga lingkungan,” katanya. (hry)
Wartawan: Nadia Sri Rezeki (Mg), Suci Syania (Mg), dan Ikhsan Nur Hidayat (Mg)