Suarakampus.com- Segelintir orang yang mengatasnamakan sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Sumatera Barat meminta acara Cap Go Meh dibatalkan. Hal itu, terungkap di sejumlah pemberitaan online.
Sebelumnya, Ketua Pemuda Lintas Agama (Pelita) Padang, Angelique Maria Cuaca mengatakan, agama mengajarkan tentang bagaimana hidup berdampingan dengan orang yang berbeda identitas baik etnis maupun agama. Berdampingan tersebut sebagai menghormati sepenuhnya dan memberi ruang sebuah identitas yang berbeda untuk mengekspresikan keyakinannya di ruang publik.
“Kita sangat menyayangkan, ada sekelompok orang yang mengatasnamakan etnis dan agama menolak perayaan ini. Tentu itu tidak mewakili suara dari banyak orang, katanya saat diwawancarai oleh tim suarakampus.com lewat via WhatsApp
Sementara itu,, Sekretaris Moderasi Beragama UIN Imam Bonjol Padang Muhammad Nasir mengatakan, seharusnya Ormas tidak menyampaikan aspirasi dengan membawa nama Minang dan Islam. Sebab, tidak semua masyarakat menolak akan perayaan tersebut. “Bisa saja itu sikap dan aspirasi mereka saja, tapi tidak mewakili seluruh etnis Minang dan umat Islam Sumbar,” katanya, Selasa (31/01).
“Ormas seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu, apapun itu tradisinya. Sebagai warga, kita harus memberikan ruang untuk melaksanakannya,” sambungnya.
Lanjutnya, umat Islam di Sumbar harus menampilkan sikap toleran dan ramah terhadap tradisi berbeda agama. Kendati demikian, tidak akan merusak akidah dengan sikap toleransi tersebut. “Akidah umat Islam Sumbar tidak akan tergoncang dengan perayaan ritual agama tertentu, demi menjaga toleransi, tentunya warga juga mesti ikut membantu,” sebut Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN IB itu.
Sementara itu, Nasir menuturkan, sikap penolakan Ormas merupakan ekspresi kekhawatiran dan kepedulian mereka terhadap umat Islam Sumbar. Meski begitu, kepedulian tersebut tidak berujung anarkis. “Ini sudah mencerminkan watak asli masyarakat muslim Minangkabau yang mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah,” tuturnya.
Kendati demikian, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan, Festival Cap Go Meh merupakan satu dari 77 kegiatan yang tercatat dalam kalender wisata Sumatera Barat. Hal tersebut bisanya selalu dirayakan setiap tahunya.
“Kita serius dalam menjalankan kegiatan ini dan sesuai dengan perintah gubernur bahwa kegiatan pariwisata dalam kalender tidak boleh kaleng-kaleng,” kata dia dikutip di antaranews.com. (ifw)
Wartawan: Fajar Hadiansyah