Pasca TKD, Pengembangan Bahasa UIN IB Gelar Pembekalan

(sumber: Ulya/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Pasca pelaksanaan Tes Kemampuan Dasar (TKD) Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Bahasa UIN Imam Bonjol Padang laksanakan pembekalan bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus. Kegiatan ini telah dimulai pada tanggal 23 April 2024, di Kampus II dan Kampus III UIN IB, Senin (06/05).

Kepala UPT Pengembangan Bahasa, Asrina mengatakan, bahwa setelah dilakukannya TKD, diketahui masih banyak mahasiswa yang skornya tidak mencapai batas minimum sehingga dinyatakan tidak lulus. “Jika tidak lulus, diwajibkan untuk ikut pembekalan karena sertifikatnya akan diperlukan nantinya,” katanya saat diwawancarai oleh wartawan suarakampus.com.

Lanjutnya, ia memaparkan tujuan diadakannya pembekalan ini agar mahasiswa UIN IB memiliki kompetensi minimal penguasaan Bahasa Arab dan juga Bahasa Inggris. “Selain untuk modal pergaulan internasional, kemampuan bahasa asing juga diperlukan untuk mengakses referensi dari luar,” ucapnya.

Kemudian, ia menambahkan, mahasiswa yang tidak mengikuti TKD diwajibkan untuk ikut pembekalan. “Jika tidak ikut sudah otomatis tidak lulus, kecuali izin dengan alasan yang jelas dan ikut ujian susulan,” ungkapnya.

Berbeda dari tahun lepas, kegiatan pembekalan kali ini dilakukan di dua tempat, yakni kampus II Lubuk Lintah dan kampus III Sungai Bangek. “Karena perkuliahan mahasiswa kecuali FTK (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan) telah resmi dilaksanakan di kampus III,” ujar Asrina.

Menanggapi hal itu, salah seorang mahasiswa Tadris Matematika, Azzahra Putri Daviola mengeluhkan waktu yang ditetapkan sangat berdempetan dengan jadwal kuliah. “Awalnya terasa berat, namun seiring berjalannya waktu saya dapat merasakan manfaat diadakannya pembekalan ini,” ujarnya.

Sama halnya dengan yang disampaikan mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI), Siti Nadyah Nasution yang sebelumnya juga mengalami kesulitan dalam membagi waktunya. “Awalnya saya kira tidak dapat membagi waktu, namun setelah dijalani ternyata bisa sebab terbiasa,” sebutnya.

Hal serupa juga dilontarkan oleh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Yulianda Marito bahwa kegiatan ini sangat diperlukan, hanya saja waktu yang ditetapkan kurang efektif. “Tentunya ilmu pengetahuan bertambah semakin luas, namun saya juga merasa kelelahan karena selesai jam kuliah langsung pembekalan,” keluhnya.

Kendati demikian, ia berharap dengan adanya pembekalan ini dapat meningkatkan kemampuan bahasa asing serta dapat mengoptimalisasikan manajemen waktu. “Karena saat ini, kemampuan bahasa asing memang sangat diperlukan,” tutupnya. (rhm)

Wartawan: Ulya Rahma Yanti (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Kritisisme dalam Literasi Media yang Berbudaya di Era Digital

Next Post

Penutupan PKM-U, Kampus akan Gandeng Pemenang ke Kancah Nasional

Related Posts
Total
0
Share