Suarakampus.com- Dalam rangka merayakan usia seperempat abad, Masyarakat Penaskahan Nusantara (Manassa) menggelar Simposium Internasional bertajuk Naskah Nusantara: Identitas, Kebangsaan dan Literasi Budaya. Kegiatan ini berlangsung secara daring via Zoom Meeting, Rabu-Kamis (25-26/08).
Simposium Internasional Penaskahan Nusantara ini merupakan kali ke-18 diselenggarakan oleh Manassa. Adapun, simposium ini menghadirkan lima pemateri kunci, yakni Achadiati Ikram (Universitas Indonesia), Muhammad Syarif Bando (Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI), Nurhayati Rahman (Universitas Hasanuddin), Oman Faturrahman (UIN Syarif Hidayatullah) dan Pramono (Universitas Andalas).
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando menerangkan pihaknya bakal menerapkan kebijakan pengelolaan naskah nusantara melalui strategi peningkatan koleksi nasional, yang lengkap dan mutakhir. Selain itu, Perpusnas RI juga mengupayakan pelestarian naskah nusantara melalui preservasi dan alih media.
“Pengelolaan naskah nusantara menjadi prioritas dalam rencana strategis Perpusnas tahun 2020-2024,” sampainya.
Sementara itu, Ketua Umum Manassa, Munawar Holil menyampaikan kajian para aktivis dan peneliti Manassa memiliki potensi sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya. “Karena bersentuhan langsung dengan sumber-sumber lokal yang khas, berupa naskah-naskah kuno dan mencakup berbagai aspek kehidupan seperti pengobatan, sejarah sosial, adat-istiadat dan lain-lain,” paparnya.
Selaku Ketua Panitia, Mahrus el-Mawa menyampaikan tema yang diangkat tersebut merupakan perwujudan dan sumbangsih Manassa kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya naskah kuno.
“Saya berharap dengan memahami beberapa peninggalan sejarah seperti naskah kuno, dapat menjadi salah satu panduan dalam menyelesaikan sejumlah masalah bangsa di tengah pandemi ini,” pintanya.
Wartawan: Nada Andini (Mg)