Oleh: Mifa Nurhaliza
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Rasa ini semakin menyesakkan
Muak tetesan air bening itu selalu tertahan
Bersorak ria memproklamirkan diri tengah bahagia
Tapi tuan, kau tahu tidak ini menyesakkan?
Dengan apa lagi, perih ini saya lukiskan
Menangis sedu sedan?
Mungkin sudah acap kali aku lakukan
Gelar si lemah mungkin sudah disematkan
Bercerita mencari sandaran
Tapi tidak pernah ada dan nyata
Ia telah lama pergi
Menyisakan diri dibalut kerinduan yang hampir membunuh
Tidakkah bisa sedikit saja tuan menoleh ke belakang
Datang padaku sebentar, liat gadis kecilmu tertatih tatih kuat sendirian
Aku hanya mau sebuah pelukan
Sedihku tampak menyeruak
Kian rapuh dibalut ketakutan
Mata selalu nyalang mencari sosok itu
Peluk aku tuan, lepaskan aku dari halusinasi
Aku harus apa lagi menyemangati diri?
Inginku bersorak lantang, tapi aku hanya ingin ketenangan
Cukup sosok mu saja tuan
Biarkan menjadi obat penenang bagiku
Kini, aku hanya belajar untuk berdamai dengan diri sendiri
Belajar dari keramaian yang sunyi ini
Tapi tuan, sungguh aku seperti kehilangan haluan
Namun, aku harus belajar mengikhlaskan
Padang, 09 Desember 2022