Puntung Rokok Bukti Nyata Minimnya Kesadaran Mahasiswa

Ilustrasi by pixabay

Oleh : Muhammad Zakiy (Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang)

Suarakampus.com- Permasalahan sampah ibarat penyakit yang tidak kunjung ditemukan obat penawarnya. Sampah sendiri merupakan semua zat atau benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berasal dari rumah tangga, rumah makan, sekolah , kampus maupun sisa-sisa proses kegiatan lainnya.

Di Indonesia sendiri juga telah mengatur perihal sampah salah satunya dalam Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah. Di mana membuang sampah adalah suatu proses menempatkan zat dan benda yang tidak terpakai lagi ke sebuah tempat untuk dilakukannya proses pembusukan dan pengolahan lebih lanjut.

Negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura telah mengatur sedemikian rupa terkait pengolahan sampah dan tak lupa menanamkan kesadaran kepada warganya perihal membuang sampah ke tempatnya sedari dini. Pasalnya, dengan membuang sampah pada tempatnya dapat mencegah dan meminimalisir pencemaran lingkungan. Pembuang sampah pada tempatnya juga bisa mempermudah pengumpulan sampah untuk diproses ke tempat pengolahan sampah agar bisa diolah kembali.

Namun mirisnya tidak semua negara dapat mengatur masyarakatnya dalam skema bagaimana membuang sampah dengan baik dan benar. Kesadaran akan akibat dampak sampah sebagai salah satu jalur penyebaran hama dan penyakit sangat minim sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Semestinya kesadaran membuang sampah dengan tepat diajarkan sedari dini, sehingga dapat mendarah daging hingga dewasa. Dalam pengolahannya juga tidak semua daerah di Indonesia menyajikan pengolahan sampah yang sehat. Tidak muluk-muluk, ketika menyoroti tempat akhir pembuangan sampah, mata akan disambut dengan bukit-bukit dengan berbagai variasi ukuran sampah ditumpuk-tumpuk sedemikian rupa menggunakan alat berat. Bahkan, kawasan tersebut juga dijadikan tempat mencari nafkah bagi para pencari rezeki ditempat tersebut (pemulung-red).

Tidak usah jauh-jauh, di universitas Islam tertua di Sumatera Barat saja penampakan akan minimnya kesadaran membuang sampah ke tempatnya membuat siapa saja yang mencintai lingkungan geleng-geleng kepala. Kita bisa menilik hal terkecil yang sering diabaikan “puntung rokok”.

Mahasiswa cenderung membuang puntung rokok di mana hisapan terakhir ia berdiri. Tanpa memandang apakah itu tempat sampah atau jalanan sebagai fasilitas umum.

Diketahui puntung rokok berasal dari rokok, yang juga salah satu penyumbang terbesar pajak negara. Sebesar manfaatnya untuk negara, rokok tak lupa menawarkan berbagai dampak buruk. Seperti pencemaran udara, ganguan kesehatan pada tubuh, hingga ketidaknyamanan terhadap orang-orang disekitar kita. Termasuk sampah, terlebih ketika puntung rokok masih berapi akan memicu kebakaran yang tidak bisa dielakkan dapat memakan korban jiwa maupun kerugian materi.

Kembali ke awal, kenapa hal itu bisa terjadi?. Jawabannya cuman satu, mahasiswa yang sejatinya belajar bagaimana mencintai alam tidak mentadaburi apa yang dipelajari. Mahasiswa dengan kesadaran minim akan kebersihan lingkungan hanya sibuk dengan mencari nilai, mengejar IPK tinggi, bercita-cita menjadi aktivis kampus maupun mahasiswa berprestasi. Namun kerap lupa tujuan sejatinya dari mempelajari ilmu pengetahuan baik fikih, hadist, tafsir, dan mata kuliah lainnya.

Mahasiswa cenderung lupa mengaji tidak hanya dengan membuka lembaran Al-Qur’an tapi juga dengan memberikan kasih sayang kepada lingkungan. Lingkungan sudah terlalu lelah dengan sikap manusia seenaknya menggoreskan luka baru kepada luka yang bahkan belum kering. Setidaknya, sebagai mahasiswa yang diberikan nikmat lebih dalam menuntut ilmu haruslah juga memberikan perhatian lebih kepada lingkungan. Karena sejatinya, manusia yang baik dapat memberikan manfaat kepada lingkungannya termasuk hal terkecil mematikan dan membuang puntung rokok ke tempatnya.

Kampus sendiri juga telah memfasilitasi tempat sampah, meskipun tidak semua sisi kampus dapat dijumpai. Untuk itu mahasiswa jangan terlalu berpaku kepada cleaning servis, sebab tidak semua lingkungan dapat terjangkau. Pasalnya, sebagai universitas Islam yang memiliki lokasi kampus termuda berada di Sungai Bangek, Padang memiliki lokasi gedung berada di lereng-lereng (mendaki-red). Apakah mahasiswa yang masih muda tidak khawatir kesehatan dari cleaning servis yang sudah berumur bahkan sepangkat dengan orangtua di rumah ?.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Composing Service for College Research Paper For Sale

Next Post

UKM Tapak Suci Galang Dana Untuk Pengobatan Suci Tianda Putri

Related Posts
Total
0
Share