Suarakampus.com – Sanggar Seni Pincuran Tujuah dari Kabupaten Lima Puluh Kota menampilkan randai berjudul Kakian Antah Kamari Bedo karya Yurmatias dalam Festival TGL 3 di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Kota Padang, Selasa (3/6). Pertunjukan ini mengangkat konflik adat Minangkabau tentang perjodohan yang dibalut dalam seni gerak, syair, dan musik.
Penulis naskah sekaligus pelatih, Yurmatias menjelaskan, cerita ini menggambarkan adat pulang ka bako yang masih lekat di masyarakat Minangkabau. “Judul ini sengaja diangkat karena adat itu masih banyak dijalankan,” katanya.
Pria yang disapa Gaek oleh anak didiknya itu mengungkapkan bahwa naskah ditulis selama satu tahun dan telah dipentaskan selama satu dekade. “Ini menjadi kesempatan terakhir untuk ditampilkan,” tuturnya.

Pementasan randai dimainkan oleh sepuluh legaran berbusana silat merah-hitam, tujuh di antaranya memerankan tokoh dalam cerita. Selain itu, tujuh pemandu musik turut mengiringi dengan seruling, gendang, dan talempong.
Pertunjukan dibuka dengan alunan syair seruling dan hentakan gendang yang kemudian disambut langkah para legaran. Mereka memukul sarawa galembong seraya bergerak mengikuti arahan panggoreh sebagai pemberi kode.
Dalam arahan panggoreh, anak randai membentuk lingkaran sambil menari dengan perpaduan gerak silat dan tari. Tabuhan gendang dan talempong mengiringi tiap langkah mereka.

Setelah panggoreh meneriakkan aba-aba, suasana mendadak hening menandakan dimulainya akting tokoh. Tokoh utama memasuki lingkaran sembari diiringi syair pembuka cerita.
Naskah menceritakan pertentangan Sutan Pamuncak dan ayahnya mengenai jodoh pilihan. Tokoh utama ingin menikahi kekasihnya, namun sang ayah menghendaki keponakan sebagai menantu.

Cerita yang disampaikan dengan ringan namun sarat makna itu menimbulkan gelak tawa dan respons dari penonton. Beberapa sindiran yang ditujukan pada sikap keras kepala sang ayah membuat suasana menjadi interaktif.
Penampilan ditutup dengan persetujuan sang ayah terhadap pilihan anaknya dan tarian penutup yang meriah. Tepuk tangan penonton menandakan selesainya randai Kakian Antah Kamari Bedo. (ver)
Wartawan: Muhammad Ibrha Nefdiran