Suarakampus.com– UIN Imam Bonjol Padang lakukan penambahan sumur bor untuk mengatasi kurangnya pasokan air di Gedung Fakultas Syariah (FS). Kekeringan terjadi lantaran ketidakdisiplinan penggunaan air menyebabkan tandon penyimpanan kosong.
Selaku Kepala Sub Bagian Perlengkapan, Deni, menyebutkan pihak kampus mengambil tindakan cepat dengan mengalirkan air kolam menggunakan mesin ke Gedung FS. “Alternatif ini sekaligus untuk meminimalisir masalah krusial terkait kebutuhan air,” jelasnya.
Ia mengungkapkan penggunaan air yang tidak disiplin menyebabkan tandon sebesar 18 kubik kosong di saat krusial. “Untuk mengisi kembali butuh waktu seminggu,” ujar Deni.
Kemudian, kata dia, untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang pihak kampus membangun sumur bor yang berdekatan dengan mata air. “Penambahan sumur bor ini dilakukan di belakang Fakultas Adab dan Humaniora (FAH),” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Dosen FS, Zulkifli, menyampaikan kejadian ini disebabkan oleh kemarau berkepanjangan beberapa waktu lalu. “Soal air mati, memang disadari efek kemarau panjang,” katanya.
Ia mengaku kurangnya pasokan air berdampak pada aktivitas perkuliahan mahasiswa. “Air adalah kebutuhan yang primer, sehingga pihak kampus perlu memenuhinya,” tutur Zulkifli.
Dosen Fakultas Syariah itu menyampaikan agar pihak kampus mengeluarkan peraturan mengenal regulasi perkuliahan. “Apakah perkuliahan dijalankan online atau offline,” tegasnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah, Hapis, mengungkapkan sebagai mahasiswa kita mempunyai hak terhadap fasilitas kampus yang layak terutama dalam masalah air. “Kita masyarakat kampus sangat membutuhkan air,” ujarnya.
Ia mengaku banyak dampak yang dirasakan akibat kejadian tersebut seperti pengalihan jam perkuliahan. “Karena kesulitan air, kuliah dialihkan ke via online sehingga tidak efektif,” jelasnya.
Ia berharap pihak kampus dapat mengatasi permasalahan tersebut. “Coba dikonsultasikan dengan pihak PDAM, kalau didiamkan kapan masalahnya selesai,” tutupnya. (wng)
Wartawan: Abdul Rahman (Mg), Ahmad Rusdi Muhammar (Mg), dan Ahmad Bais Nasution (Mg).