Oleh: Nanang Sanjaya ( Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam)
Setiap pulang, ada rindu yang berubah jadi pilu,
ada senyum terakhir yang Tuhan titipkan,
agar kamu tak lupa, bahwa cinta mereka tak pernah hilang.
Kamu pernah takut,
takut dianggap lambat, takut tak sanggup menepati janji,
padahal di balik air mata yang ditahan,
ada hati tulus yang hanya ingin dipercaya,
hanya ingin membuat orang-orang yang kamu sayang bahagia.
Aku tahu, dalam diammu ada doa,
agar langkahmu jadi kabar gembira,
agar setiap usaha kecilmu sampai pada mereka
sebagai bukti bahwa kamu bisa.
Dan kini, kamu berdiri
dengan tiga wajah polos yang menatap penuh harap,
adik-adik kecilmu,
yang kelak akan mengerti arti kehilangan,
tapi juga belajar arti pelukan darimu.
Dan aku ingin kamu tahu,
kamu tidak pernah sendirian.
Ada aku di sini, menemani, mendengar,
dan selalu ingin melihat senyum indahmu,
senyum yang membuat dunia ini terasa lebih ringan dan sendu.