Oleh: Nada Asa Fhamilya Febria Andre
Setitik harap terpampang di angan-angan
Seberkas do’a dilantunkan setiap sujud
Meski terpontang-panting ketika melangkah
Langkah tak sempurna dibantu tongkat
Ia tetap yakin pada amanatnya
Sebab ia manusia kuat tanpa keluh
Sepanjang hari hidup was-was dihantui pemberantas orang pinggiran yang bak sampah kumuh
Setiap sujud dipinggiran lalu lintas, ia senantiasa merangkai untaian do’a agar kelak asanya terkabul
Ia paham akan artinya hidup yang asrar
Tak ada kata yang tak mungkin
Tak ada pembanding setiap umat di mata penciptanya
Semua terlihat sama meski terdapat golongan berbaju rapi dan golongan berbaju compang-camping
Langkahnya terhenti di jalanan padat kendaraan ketika lampu merah
Meski sebagian pengendara merasa kesal akan hadirnya yang menjajakan setumpuk kertas berita harian
Namun ia tetap melempar senyuman teduh
Ia tak kesal akan hal itu
Ia sadar akan hadirnya akan membuka opsi terhadap orang dihadapannya
Dia yakin dan percaya Tuhan itu maha adil