Oleh : Nabilla Oktavia (Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Bumi begitu damai bagi kau yang pandai bersembunyi
Langit begitu teduh bagi manusia yang meminta ampun
Sepi berantai sunyi hinggap pada ranjang pria lajang
Mengaduh pada puan yang asyik menari di balik buruk jendela hati
Andai, Tuhan mengajar cara mengaduh bukan meneduh
Aku ingin bebas dari diri sendiri, tanpa ramai yang tak di mengerti
Aku adalah bekas penghuni bumi tak rupawan
Aku hanya berani pada malam-malam setelahnya
Dan kau adalah penyair gila akan rindu aroma-Nya
Di balik dinding-dinding rapuh milik-Nya
Para alim masih setia bertaut tasbih dengan Tuhan-Nya
Meminta ruang Ikhlas untuk mereka yang tak kunjung lepas
Meminta cahaya bagi mereka yang di rundung gelap
Ah, sudahlah
Bab tuan dan puan telah berakhir
Kini, penyair malam benar-benar hilang tanpa niat mencari ganti