Suarakampus.com- Pelaksanaan wisuda ke-85 Universitas Imam Bonjol (UIN) Padang belum ada kepastian. Mengacu pada kalender akademik tahun 2020/2021, seharusnya wisuda diadakan pada 18 April lalu.
Keterlambatan pelaksanaan wisuda terjadi karena perpanjangan pendaftaran wisuda hingga 25 Mei lalu akibat beberapa wisudawan bermasalah dalam proses pendaftaran.
Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kelembagaan Hetti Waluaty mengatakan bahwa proses administrasi wisuda saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Sekarang kita harus mendaftarkan wisudawan berdasarkan Penomoran Ijazah Nasional (PIN) dan prosesnya tergantung kesepakatan dari Dikti,” katanya saat diwawancarai wartawan suarakampus.com, Jumat (28/05) lalu.
Lanjutnya, salah satu penyebab keterlambatan wisuda disebabkan oleh mahasiswa. “Dari 1035 calon wisudawan terdapat 186 yang bermasalah melakukan pendaftaran wisuda,” ucapnya.
Calon Wisudawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang tidak ingin namanya disebut mengatakan, bahwa kampus dinilai lalai menyikapi pelaksanaan wisuda. “Saya sudah beberapa bulan sarjana tapi hingga sekarang belum wisuda,” katanya.
Ia menuturkan kelalaian kampus dalam melaksanakan wisuda dapat berdampak buruk bagi wisudawan. “Karena lambatnya proses wisuda, kami tidak bisa mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau terhambat dalam proses melanjutkan pendidikan,” tuturnya.
Menurutnya, sekarang merupakan masa emas bagi calon wisudawan, karena setelah wisuda bisa langsung melaksanakan tes CPNS. “Akibat dari tidak adanya kepastian pelaksanaan wisuda, kami tidak bisa melakukan apa-apa,” ujarnya.
Kemudian ia mengatakan bahwa ijazah penting jika dibandingkan dengan gelar yang telah diperoleh. “Orang tidak percaya pada pencapaian kami tanpa melihat ijazah, sehingga kami tidak bisa daftar kerja,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Calon Wisudawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Orlen menuturkan kampus tidak memiliki kejelasan dan keterbukaan terhadap informasi pelaksanaan wisuda. “Setiap kami tanya, kami hanya mendapatkan jawaban doakan yang terbaik,” katanya.
Orlen menyebutkan pelaksanaan wisuda harusnya sudah digelar setelah lebaran, namun hingga sekarang juga belum ada kepastian. “Orang tua kami terus bertanya tentang kapan wisuda dan memerlukan ijazah untuk melanjutkan kehidupan ke tahap selanjutnya,” tuturnya.
Kemudian, ia mengatakan wisudawan mempunyai harapan yang banyak kepada kampus untuk menyelenggarakan wisuda secara offline. “Jangankan keputusan pelaksanaan, tanggal wisuda saja belum ada kejelasannya hingga sekarang,” ungkapnya.
Lanjutnya, ia mengatakan kampus harusnya sudah bisa menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan wisuda, melihat Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke II se-Sumatera yang bakal dilaksanakan secara luar jaringan (luring). “Pelaksanaan PKM saja bisa digelar offline, kenapa pelaksanaan wisuda masih belum bisa diputuskan,” sebutnya.
Sementara itu, Presiden mahasiswa UIN Imam Bonjol Periode 2019/2020 Septi Wanda mengatakan wisudawan harus menunggu kampus menyelesaikan persoalan data yang bermasalah. “Kita harus menunggu hingga kampus dapat mengatasi segala persoalan termasuk data dari salah satu rekan kita yang bermasalah,” katanya.
Wanda menuturkan kampus tidak akan melalaikan proses pelaksanaan wisuda karena juga berdampak pada menumpuknya calon wisudawan. “Logikanya jika kampus menahan pelaksanaan wisuda kita, tentu kampus akan kewalahan sendiri karena disetiap semester wisudawan akan bertambah,” tuturnya.
Saat dikonfirmasi tim suarakampus.com kepada Kepala Akademik Kemahasiswaan UIN Imam Bonjol Nur Raherma Syafianti mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan karena dalam masa pendataan. “Kami belum bisa memberikan data jumlah wisudawan secara keseluruhan ataupun masing-masing fakultas,” katanya.
“Tim kami sedang merekap berkasnya, setelah ini akan dikirim ke Dikti untuk proses PIN nya, jadi tunggu saja datanya satu minggu kemudian,” tutupnya. (gfr)
Wartawan: Firga Ries Afdalia