Ajak Pers Sumbar Bangun Jurnalisme Keberagaman, Sejuk Bakal Adakan Workshop

Diskusi Serikat Jurnalis untuk Keberagaman bersama Jemaat Ahmadiyah. Foto:instagram @kabarsejuk

Suarakampus.com-Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) mengajak jurnalis dan pers kampus untuk menciptakan iklim pemberitaan dan media yang berpihak pada isu keberagaman di Sumatra Barat (Sumbar). Pasalnya belakangan ini Sumbar menjadi atensi nasional pasca SKB tiga menteri tentang seragam di sekolah, kata Manajer Program Sejuk, Thowik, Kamis (03/06).

SETARA Institute merilis laporan kebebasan beragama dan berkeyakinan pada 06 April 2021. Dalam laporan tersebut, Sumbar masuk dalam daftar 10 besar provinsi dengan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. “Belakangan ini, Sumbar juga menjadi isu nasional sebelum dan pasca terbitnya SKB tiga menteri tentang seragam sekolah,” kata Thowik di masjid Mubarak, markas Jemaat Ahamdiyah di kota Padang.

Dalam kesempatan itu, turut hadir perwakilan Jemaat Ahmadiyah, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Pemuda Lintas Agama (Pelita), Perwakilan AJI, dan perwakilan pers kampus. Pertemuan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dan kunjungan Sejuk di Sumbar.

Sehubungan dengan itu, Sejuk akan menggelar workhsop jurnalisme keberagaman di Sumbar. Sejuk, kata Thowik, memandang bahwa pers di Sumbar harus ambil bagian dalam menciptakan iklim media yang berpihak pada isu keberagaman.

Thowik mengatakan, terdapat sejumlah tantangan bagi jurnalis ketika mengangkat isu keberagaman yang berpihak pada kelompok minoritas, di antaranya dimusuhi dan dikucilkan. “Selain itu, jurnalis sulit mendapatkan informasi dari kelompok minoritas,” katanya.

Ia menyinggung bahwa media saat ini hanya akan memberitakan isu keberagaman ketika sudah viral di media sosial. Katanya, hal tersebut terjadi pada kasus pemaksaan penggunaan jilbab yang terjadi di SMK 2 Padang beberapa waktu lalu. “Padahal kasus serupa sudah sering terjadi sejak adanya peraturan wali kota Padang era Fauzi Bahar, namun dianggap normal saja,” imbuhnya.

Untuk itu, Thowik mengajak jurnalis agar tidak gentar dalam menyuarakan kebenaran dan informasi dari kelompok minoritas. Sebab, saat ini media kurang memberi ruang kepada kelompok minoritas, padahal banyak kegiatan positif yang mereka lakukan.

“Seperti Jamaat Ahmadiyah Kota Padang, yang sering melakukan kegiatan donor darah dan aktivitas sosial lainnya. Namun media bisa enggan dan tidak ada yang mampu mengangkat isu tersebut,” kata Thowik.

Sebagai informasi, Sejuk akan menggelar workhsop jurnalisme keberagaman tersebut pada 25-27 Juni untuk jurnalis media mainstream, dan 23-25 Juli untuk pers kampus dan mahasiswa. Sejuk mengharapkan, workshop tersebut dapat menciptakan media yang inklusif lewat paham keberagaman melalui kerja-kerja jurnalistik.

Wartawan: Rahma Dhoni

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Wakaf Tumbuhkan Solidaritas Antar Umat Islam

Next Post

Belum Keluarkan Jadwal Wisuda ke-85, Calon Wisudawan Tunggu Kepastian

Related Posts
Total
0
Share