Oleh : Ihsan Rizki Pratama
(Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN IB Padang)
Di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, tinggal seorang anak bernama Rama. Rama adalah anak tunggal yang keluarganya memiliki ekonomi menengah ke bawah. Ayahnya, Pak Sugi, bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya tidak pernah menentu. Ibunya, Bu Sugi, sehari-hari bekerja sebagai penjual makanan ringan di pasar tradisional. Walaupun serba kekurangan, kedua orang tua rama selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kelangsungan hidup anak-anaknya
Rama yang saat itu masih duduk di bangku SMP, selalu merasa cemas melihat kondisi keluarganya yang serba kekurangan. Setiap hari, dia harus bangun lebih awal untuk membantu ibunya menyiapkan dagangan. Sementara itu, ayahnya sering kali pulang larut malam setelah bekerja di ladang. Meski begitu, Rama tidak pernah mengeluh. Dia tahu, hidup memang tidak selalu mudah, tetapi dia percaya ada jalan menuju kesuksesan asalkan dia mau berusaha keras.
Sejak kecil, Rama memiliki sebuah impian besar. Ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan suatu hari bisa mengubah nasib keluarganya. Rama tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan, dan dia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin. Namun, impian itu terasa sangat berat mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya. Uang untuk membayar biaya sekolah saja kadang sulit didapatkan.
Suatu hari, setelah pulang dari sekolah, Rama mendapati ibunya duduk termenung di depan teras rumah. Wajah ibunya terlihat sangat lelah. Bu Sugi mengeluh tentang semakin sepinya pembeli di pasar dan sulitnya mendapatkan langganan. Rama yang melihat ibunya tampak cemas segera menghampiri.
“Ibu, kenapa? ada yang membuat ibu khawatir?” tanya Rama.
“Ibu cuma bingung, Ram. Pasar semakin sepi dan dagangan ibu semakin tidak laku, belum lagi biaya sekolahmu yang semakin tinggi. Ayahmu juga yg sering sakit-sakitan, jadi pendapatan keluarga kita makin menurun,” jawab Bu Sugi dengan suara pelan dan tatapan sayu .
Rama hanya bisa menunduk mendengar keluhan ibunya. Dia tahu ibunya sedang berusaha untuk tidak terlihat lemah di hadapan anak-anaknya. Meski begitu, Rama tak bisa tinggal diam begitu saja. Dia harus mencari cara untuk membantu ekonomi keluarganya.
Pada malam hari, setelah seluruh anggota keluarga tertidur, Rama duduk di depan meja belajar dengan tekun. Meski lelah, ia tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Setiap kali ujian tiba, Rama selalu belajar lebih giat daripada teman-temannya. Ia ingin mendapatkan nilai yang baik agar bisa mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Rama sering merasa tertekan karena banyaknya pekerjaan rumah dan beban yang harus ia pikul sebagai seorang anak SMP. Namun, setiap kali ia merasa lelah dan ingin menyerah, ia selalu teringat akan harapan kedua orang tua kepadanya. Ibunya sering kali berpesan agar dia tidak pernah berhenti bermimpi, meskipun jalan yang ditempuh terasa berat dan rumit . “Keberhasilan itu tidak datang dengan mudah, Ram. Tapi jika kamu terus berusaha, suatu hari kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu inginkan,” kata ibunya suatu ketika.
Hari-hari berlalu, dan Rama terus berusaha keras. Sampai pada suatu hari, kabar gembira datang. Rama berhasil mendapatkan juara satu pada lomba melukis tingkat provinsi. Hadiah utama lomba itu adalah beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke SMA negeri di kota dan berkesempatan beasiswanya dilanjutkan sampai jenjang kuliah . Rama yang mendengar kabar itu sangat terkejut dan tidak percaya ketika mendengar pengumuman itu. Ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa ia sia-siakan.
Ayah dan ibunya sangat bangga dengan prestasinya, tetapi mereka juga khawatir tentang biaya hidup di kota. Mereka tidak tahu bagaimana cara untuk membiayai kehidupan Rama di sana. Namun, Rama meyakinkan mereka bahwa ia akan berusaha mengatasi semuanya. Ia tahu bahwa jika ia bisa belajar di kota, peluang untuk meraih impian semakin terbuka lebar.
Akhirnya penerimaan rapor akhir bagi anak SMP telah diumumkan, rama berhasil mendapatkan juara satu. Tak jauh dari hari penerimaan rapor tersebut rama pun pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikannya, Ia pun mulai menjalani kehidupan barunya di kota. Pada awalnya, Rama merasa hidup di kota terasa sangat berbeda dengan kehidupan di desa banyak hal baru yang ia rasakan di sekolah barunya, Rama bertemu dengan teman-teman yang berasal dari keluarga yang lebih mampu. Mereka bisa membeli buku-buku mahal, pakaian modis, dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler tanpa khawatir masalah biaya. Rama sering merasa minder dan takut tidak bisa mengikuti jejak teman-temannya.
Namun, Rama segera menyadari bahwa meskipun teman-temannya memiliki fasilitas yang lebih, mereka tidak lebih pintar atau lebih berbakat darinya. Rama memiliki keunggulan dalam hal tekad dan semangat juang. Setiap malam, dia belajar dengan sungguh-sungguh di kamar kos sederhana yang ia sewa. Meskipun penghasilan ibunya hanya cukup untuk menutupi biaya hidupnya sehari-hari, Rama tidak ingin mengecewakan orang tuanya.
Selama di kota, Rama bekerja paruh waktu sebagai pelayan kafe untuk menambah penghasilannya. Pekerjaan ini tidak mudah, apalagi ditambah dengan tugas sekolah yang menumpuk. Namun, Rama tidak pernah mengeluh. Setiap kali merasa lelah, dia teringat akan kata-kata ibunya yang selalu mengingatkan bahwa keberhasilan itu membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.
Waktu terus berlalu, dan akhirnya, setelah tiga tahun sudah berjuang di kota, Rama berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Ia mendapatkan tawaran beasiswa dari sebuah universitas ternama di Jakarta. Rama hampir tidak percaya dengan pencapaiannya. Dari seorang anak desa yang hanya bermodalkan tekad dan kerja keras, ia kini memiliki kesempatan untuk mengejar impian besar.
Empat tahun masa perkuliahan terlewati oleh Rama.
Pada hari wisuda, Rama berdiri di atas panggung, mengenakan toga yang bangga, sambil menatap wajah kedua orang tuanya yang duduk di kursi penonton. Mereka tidak dapat menahan air mata haru melihat putri mereka berhasil mencapai impian yang selama ini hanya mereka impikan. Ram tahu, perjuangannya belum selesai, tetapi ia kini lebih dekat dari sebelumnya untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Pesan moralnya : Jangan pernah menyerah terhadap impian apa yang kita capai. Walaupun jalan yang kita tempuh sangat rumit, tetap yakin bahwa usaha tidak akan menghianati hasil, never give up.