Suarakampus.com– Pasca penetapan pembangunan Rempang Eco City, media perlu adakan investigasi. Hal ini disampaikan oleh Ishlahuddin selaku narasumber dalam kegiatan Journalism Talk yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia melalui live broadcast Twitter.
Ia menyebutkan saat ini masyarakat Rempang masih melakukan penolakan dan perlawanan pasalnya belum ada kepastian tempat relokasi dari pihak Badan Pengusaha (BP) Batam. “Tempat yang dijanjikan untuk warga masih hanya sekedar wacana,” ungkapnya.
“Di sana tanah leluhur mereka, sudah turun temurun tentu mereka mempertahankannya,” sambung perwakilan AJI Batam tersebut.
Lanjutnya, timbulnya konflik lantaran tidak adanya kerja sama dan ajakan pemerintah terhadap masyarakat setempat. “Sering kali pemerintah terobsesi dengan investasi asing tanpa memikirkan dampak sosialnya,” pungkasnya. (15/09)
Kendati demikian, ia mengaku kekhawatiran masyarakat Rempang terhadap jurnalis masih sangat rentan. “Kita harus meyakinkan bahwa kita tidak berada di pihak pemerintah maupun investor, tetapi kita ada untuk mereka,” tekannya.
Ia menegaskan media perlu mengawasi proses investasi tersebut dilakukan. “Kebanyakan media masih kurang kritis, mereka hanya realis dan tidak terjun ke lapangan,” tutupnya. (wng)
Wartawan : Nur ‘Azizah Yunara Putri