Suarakampus.com- Setelah tiga semester kuliah daring, Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang masih merasakan imbas dari Covid-19. Terbukti setelah memasuki satu bulan lebih kuliah daring, mahasiswa keluhkan sejumlah mekanisme kuliah daring semester genap tahun akademik 2020/2021 yang dinilai belum efektif, Sabtu (03/04).
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Tata Negara (HTN), Herza Mutiara mengeluhkan mekanisme perkuliahan daring pada semester genap tahun akademik 2020/2021 dengan semester sebelumnya tidak terlalu mengalami kemajuan.
Herza menilai upaya mengajar yang dilakukan dosen kepada mahasiswa sudah cukup baik, namun terkendala dengan dosen yang menerapkan kuliah daring melalui WhatsApp grup. “Kuliah dengan menggunakan WhatsApp grup membuat saya tidak mandiri dalam belajar, karena tidak dituntut untuk memahami materi seutuhnya,” ungkap Mahasiswa Fakultas Syariah itu.
Sementara itu, Harif Rahman Suyatno menjelaskan agar tujuan pembelajaran tercapai tentu harus didukung dengan beberapa faktor, yaitu bantuan kuota internet dan dukungan dosen terkait kuliah daring kepada mahasiswa. “Upaya bagus yaitu dengan penyederhanaan kurikulum sesuai dengan situasi Covid-19,” jelas Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Kemudian, Afda Mufti selaku Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) menuturkan dosen harus lebih kreatif dalam menerangkan materi kepada mahasiswa sehingga tujuan kuliah daring dapat tersampaikan dengan baik.
Afda berharap kuota internet dapat direalisasikan sehingga kuliah daring dapat berjalan dengan lancar dan saling berpartisipasi membangun UIN IB yang lebih baik. “Semoga kuota internet dapat kami terima, apalagi kuliah daring tidak menggunakan kuota yang sedikit,” harapnya. (ulf)
Wartawan: Tantri (Mg) dan Rindang (Mg)