Suarakampus.com- Kepemimpinan seorang perempuan harus diiringi dengan rasa percaya diri dan berani dalam tahap transisi menuju masyarakat 5.0. Demikian diskusi singkat pada seminar yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Imam Bonjol Padang secara virtual lewat aplikasi via zoom meeting Minggu, (13/11).
Selaku Koordinator Forum Perempuan (FP) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatra Barat (Sumbar), Izah Ardina Putri mengatakan perempuan dalam agama Islam mendapat peran yang adil dalam hal memimpin serta meniadakan diskriminasi status kemanusiaan. “Wanita memiliki tempat dalam hal kepemimpinan, walaupun secara kodratnya kita yang selalu dipimpin,” ujarnya saat menyampaikan materi.
Lanjutnya, perempuan berperan dalam merubah peradaban generasi penerus bangsa ke arah yang lebih baik. “Perempuan mempunyai peran masing-masing dalam memajukan sebuah peradaban,” tambahnya.
Izah menyampaikan ada tiga poin penting dalam kepemimpinan seorang perempuan yakni, pandangan yang jauh ke depan, tata kelola proses serta mampu bergerak bersama anggotanya. “Perempuan harus visioner dan mampu mengatur pengelolaan di lembaganya,” jelasnya.
Selanjutnya, Ketua Umum (Ketum) Korps Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Wati (Kohati), Cici Lestari menuturkan perempuan adalah sosok multitalenta yang bisa melakukan semua yang dicita-citakannya. “Setiap perempuan memiliki talenta yang berbeda, kita berhak memilih dan harus bertanggung jawab dengan pilihan itu, termasuk jadi pemimpin,” terangnya.
Ia mengatakan perempuan harus menyadari kemampuannya serta menjalankan seluruh tugas dan perannya. “Kita harus mengupgrade diri sesuai potensi yang kita miliki,” ucapnya.
Cici berpesan agar seluruh perempuan bisa memanfaatkan teknologi secerdas mungkin dan mampu bersaing di era sekarang ini. “Semoga kualitas perempuan ke depan bisa lebih berkembang lagi,” tutupnya. (hry)
Wartawan: Hurum Nur Muharom (Mg), Febrian Hidayat (Mg), Difla Hidayatul (Mg)