Keterbatasan Akses dan Fasilitas Pendidikan di Nagari Talunan Maju

Suasana saat dua Mahasiswa KKN-PPM UIN Imam Bonjol Padang mengajar dan bersosialisasi bersama anak-anak di Nagari Talunan Maju Kecamatan Sangir Balai Janggo At-Taqwa (Foto: Yulrizal)

Oleh: Yulrizal

Ketua Dewan Racana UKM Pramuka UIN Imam Bonjol Padang

Sungguh miris dan haru seraya hati ini terasa tercabik-cabik karena pada zaman modern ini melihat masih ada Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDTA) non formal, walaupun sebuah lembaga pendidikan keagamaan non formal, namun dari sinilah seharusnya para siswa mendapatkan pengetahuan ilmu agama Islam sejak dini. MDTA yang berada di daerah terpencil belum bisa mendapat perhatiannya dan uluran tangan dari pemerintah padahal Indonesia sudah merdeka 74 tahun. Bahkan banyak anak-anak di daerah terpencil yang belum bisa merasakan manfaat jaringan internet, alat komunikasi seperti telephon genggam (gadget), maupun televisi.

Terkadang di suatu daerah terpencil, listrik pun tidak ada sehingga anak-anak kesulitan mendapatkan informasi yang ada di kota-kota. Bukan sebuah rahasia lagi bila anak yang tinggal di daerah terpencil ini sangat sulit mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Terkadang mereka sulit mendapat pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Biasanya yang mengakibatkan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia yaitu kurangnya kesadaran bagi masyarakat di daerah terpencil itu sendiri tentang pendidikan, karena mereka masih terpaku pada adat mereka dan semua keterbatasan, sehingga mereka sendiri enggan untuk mengenal dunia luar.

Sementara, disisi lain masih banyak sekolah di daerah terpencil yang belum dilihat oleh pemerintah. Seolah-olah pemerintah hanya memfokuskan pendidikan yang ada di kota saja, sungguh menyedihkan bila kita semua melihat di berbagai media online baik di televisi, maupun di gadget sendiri tentang kondisi pendidikan dan keadaan sekolah yang tak layak pakai, tenaga pendidik yang jauh dari kata sejahtera sementara mereka memiliki semangat dan potensi yang sama seperti di kota. Lalu yang menjadi sorotan utamanya adalah sulitnya mereka mendapat pendidikan yang layak selama 12 tahun dan pemahaman ilmu agama yang dilakukan di MDTA walaupun faktanya tidak semua salah mereka, kesulitan sarana pendidikan seperti ruang kelas, tempat duduk, dan buku-buku menjadi masalah karena mereka harus belajar dengan kondisi yang panas di ruangan sempit tanpa ada pendingin yang mendukung kenyamanan mereka dalam menuntut ilmu.

Kondisi pendidkan MDTA di Desa Talunan Maju Kecamatan Sangir Balai Janggo At-Taqwa misalnya, mereka masih menggunakan triplek sebagai dinding kelas lalu diberi tikar sebagai tempat duduknya, sehingga apabila musim kemarau, mereka biasanya tidak fokus dengan pembelajaran yang diberikan karena panas dan ruangan yang sempit. Walaupun begitu, dibalik keterbatasan yang mereka miliki, tidak menjadi penghalang mereka untuk merasakan manisnya ilmu pengetahuan. Semangat dan kreatifitas merekalah yang mampu membakar seluruh keterbatasan ada. Melihat dari Jalan menuju MDTA AT-Taqwa ini pun cukup sulit ditempuh karena jalannya yang berlubang, bebatuan yang apabila hujan turun sangat sulit sekali untuk ditempuh, membuat kendaraan bermotor harus berhati-hati untuk menuju ke sana, tidak jarang banyak yang terjatuh ketika melewati jalan tersebut, jarak dari Kota Solok Selatan memiliki rute yang cukup jauh sekitar 40 KM, sehingga membuat pemerintah enggan untuk melihat kondisi desa Talunan Maju.

Lalu, kurangnya tenaga pengajar di Desa pedalaman karena sulitnya mencari tenaga pengajar yang mau mengajar di daerah tersebut dikarenakan ada sebagian tenaga pengajar menganggap bahwa mengajar di daerah terpencil gajinya lebih kecil, jauh berbeda dengan gaji di kota, kemudian ada juga tenaga pengajar yang menyatakan bahwa di desa tersebut fasilitasnya tidak memadai, kemudian kurangnya infrastruktur baik itu alat sarana dan prasarana seperti meja, kursi, papan tulis, spidol, buku paket, pulpen, buku tulis dan lain sebagainya. Dengan adanya berbagai masalah terkait dengan pelayanan pendidikan di daerah terpencil, khususnya MDTA yang telah menjadi Misi Utama dari Bupati Solok Selatan Khairunnas baik guru maupun siswa MDTA At-Taqwa Talunan Maju, mereka memiliki secercah harapan kepada pemerintah agar dapat melirik MDTA tersebut dengan memberikan fasilitas yang layak baik dari segi infrastruktur maupun tenaga pendidik dan yang lainnya agar MDTA tersebut dapat dan ikut serta dalam merealisasikan apa yang menjadi Visi dari Bupati Solok Selatan itu sendiri.

Total
1
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Where to download NVIDIA drivers for Windows 11 10

Next Post

WR I UIN IB Sambut Kepulangan Mahasiswa KKN Melayu Serumpun-Aceh

Related Posts
Total
1
Share