Keterbatasan Transportasi di Kampus III, Masyarakat Sungai Bangek Manfaatkan Buka Pangkalan Ojek

Potret pangkalan ojek di Sungai Bangek kampus III UIN Imam Bonjol Padang (Foto: Idhar/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Kepindahan mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang ke Sungai Bangek, berdampak kepada tingginya kebutuhan transportasi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membentuk pangkalan ojek di area kampus III.

Berdasarkan data yang diperoleh suarakampus.com ada tiga bus kampus yang beroperasi dengan 19 jadwal keberangkatan sesuai surat edaran Nomor: B. 1049/Un. 13/,R/B.I/KP.02.3/08/2022 rute Lubuk Lintah-Sungai Bangek.

Faktanya, jumlah yang demikian juga belum mampu menampung mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah (FEBI), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) menuju kampus III.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komunitas Tukang Ojek Pangkalan Sungai Bangek (Oseiba), Aslam mengatakan keterbatasan tersebut menjadi pundi-pundi rupiah buat masyarakat sekitar dengan membentuk pangkalan ojek. “Dengan kebutuhan yang meningkat ini kami dapat memanfaatkannya untuk mencari rezeki,” katanya, Kamis (15/09).

Lanjutnya, hal tersebut mulai ketika masih banyak dari mahasiswa yang berjalan kaki dari kampus menuju kos begitu juga sebaliknya. “Apalagi jarak dari kos dengan kampus itu jauh-jauh, jadi kami membuat usaha ini,” ucapnya.

“Banyak mahasiswa yang tidak memiliki kendaraan kemudian memakai jasa pangkalan ojek sehingga, dengan itu dapat membantu perekonomian kami,” tambahnya kepada suarakampus.com.

Menurut data yang didapat oleh tim suarakampus.com ada tiga pangkalan ojek di antaranya, yaitu Pangkalan Ojek Parak Karambia (Oparkam), Pangkalan Oseiba 1 di simpang empat Sungai Bangek, dan Oseiba 2 di depan kampus III dengan total pengojek 50 orang.

Senada dengan itu, tukang ojek Riko menjelaskan bahwa tarif yang ditetapkan kisaran Rp 5.000 dengan jarak tempuh jauh maupun dekat. “Harganya lebih murah dibanding dengan ojek online, kami juga menimbang keuangan mahasiswa,” jelasnya.

Kemudian, kata dia omzet yang diterima perharinya bisa mencapai Rp 150.000, bahkan bisa lebih dari itu.

Ia berharap, agar pihak kampus dan pemerintah daerah tidak lagi menambah angkutan umum menuju kampus III sebab, hal tersebut dapat mematikan usaha masyarakat. “Kalau sampai ada penambahan angkutan umum nanti, maka usaha pangkalan ojek yang kami bangun ini akan mati,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa FDIK Nur Qariah menuturkan, ojek pangkalan tidak berjalan efektif sebagai alat transportasi andalan. Pasalnya, ia masih kesusahan dalam mencari jasa ojek pangkalan dari kosannya.

“Ojek pangkalan jarang sekali lewat ke dekat kosan saya sehingga, harus menunggu lama untuk bisa memakai jasanya,” tuturnya.

“Mereka hanya mementingkan mahasiswa yang turun dari kampus bukan sebaliknya, hal itu menyulitkan kami yang kosannya jauh dari kampus,” sebutnya.

Ia menyebutkan, biaya ojek pangkalan relatif mahal dan tidak berstandar karena tidak ada ketentuan resminya. “Mereka biasanya menaikkan tiba-tiba sesuai kondisi bahkan, harga normal pun masih terbilang mahal untuk pulang pergi setiap hari,” ujarnya.

Nur berharap, pihak kampus maupun pemerintah daerah, dapat menyediakan bus gratis dengan jadwal rute yang lebih banyak untuk mahasiswa. “Semoga bus kampus gratis dapat benar-benar disediakan bagi mahasiswa,” tutupnya. (ndn)

Wartawan: Idhar Rahman, Kholilah Tri Julianda

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Permudah Mahasiswa Merujuk Kitab Berbahasa Arab, UPB UIN IB Adakan Penguatan

Next Post

UKM Teater UIN Imam Bonjol Padang Kembali Buka Open Recruitment Anggota Baru

Related Posts
Total
0
Share
Checking your browser before accessing...