Suarakampus.com- Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif memulai kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Setiap orang bisa memberdayakan masyarakat, karena pemberdayaan itu tidak selalu berasal dari teori.

“Pemberdayaan bisa dilakukan tanpa teori, namun sebagai akademisi, kita harus mengedepankan teori dan mengembangkannya menjadi suatu yang pasti,” ungkap Ketua Program Studi (Prodi ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Muhammad Fauzi, Selasa (02/03).

Ia mengatakan Prodi PMI mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan masyarakat walaupun ilmu tentang masyarakat tidak hanya didapatkan pada bangku perkuliahan saja. “Faktor utama dari pengembangan masyarakat adalah lingkungan, serta ilmu tentang pemberdayaan itu bisa kita dapatkan melalui berinteraksi langsung dengan masyarakat,” katanya.

Lanjutnya, Fauzi menjelaskan Prodi PMI menjadi fasilitator yang memberdayakan masyarakat dengan melakukan pemetaan tentang potensi masyarakat. “Dengan mempelajari teori di jurusan PMI, kita dapat melihat potensi yang harus dikembangkan dalam diri masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, Prodi PMI dapat memandang masyarakat yang tidak berdaya itu dari berbagai aspek seperti pengetahuan, pendidikan, relasi, modal dan lain-lain. Namun yang terpenting adalah kemampuan untuk menempatkan diri sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

“Situasi pandemi telah memberikan ruang bagi seseorang yang ingin mengasah potensi, semoga kita dapat memanfaatkan waktu ini dengan hal-hal yang positif,” ungkapnya.

Ia berharap seorang fasilitator dapat mendengarkan ide dari masyarakat dan mengayomi masyarakat ke depannya. “Kita harus mampu memahami kondisi masyarakat untuk meningkatkan pemberdayaan, bukan malah sebaliknya,” harapnya. (fga)

Wartawan: Rindang Sabhita Najmi (Mg)