Oleh: Rames
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Begitu bening kedua kelopak matamu duhai bidadari surga
Yang sempat aku temui di dunia nyata
Namun aku enggan untuk menyapa
Dirimu wahai adinda
Nuansa asmara mulai menggelitik hati untuk bertanya
Siapa nama wanita nan elok rupawan itu
Aku berusaha mengikuti aroma jejak langkahnya namun tak juga kudapati
Ya sudahlah tak dapat aku pungkiri lagi
Engkau hanyalah hayalan yang kuinginkan
Namun nyatanya tak akan mungkin untuk kudapatkan
Sebab dirimu sungguh rupawan
Tak seperti aku yang berjalan tanpa kawan
Maka izinkanlah aku untuk bebas dari mimpi yang menyakitkan ini
Dan biarkanlah aku untuk tenang dengan hati yang seperti ini
Hingga cahaya itu padam
Hingga mampu berlayar meski kelam
Selamat tinggal wahai adinda
Bahagiamu sudah kau gapai
Abadi lah dengan rekahan senyum
Agar awan kelabu tak menghampiri
Padang, 29 Juni 2022