Suarakampus.com- Pengaturan soal komposisi merupakan hal terpenting bagi seorang cameraman (juru kamera) saat mengambil gambar. Hal itu disampaikan langsung oleh salah seorang praktisi televisi, Adlen dalam pelatihan protokoler dan teknik penyiaran oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Ia mengatakan seorang cameraman harus paham dengan jenis potretan (type of shot) dan komposisi gambar. “Bukan berarti semua orang yang bisa mengambil gambar itu cameraman,” ucapnya saat menyampaikan materi di Aula Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) kampus III UIN Imam Bonjol Padang, Minggu (27/11).
Lanjutnya, gambar yang bagus juga dihasilkan dari penggunaan garis panduan penempatan objek (rule of third). “Jika gambar itu enak dilihat, perhatikan penempatan jarak dan posisi ruang,” tuturnya.
Adlen menganalogikan pemotretan gambar seperti seorang pelukis tiga dimensi. Ia menyebut, konsep keseimbangan objek gambar sama dengan cara kerja mata manusia.
“Gambar akan keliatan jelek kalau balance kiri dan kanan tidak seimbang,” lugasnya.
Selain itu, ia menyampaikan penggunaan zoom berguna untuk merubah sudut pandang kamera. Zoom in untuk mengajak penonton ke arah yang diinginkan dan zoom out mengajak orang meninggalkan tempat tersebut.
Kemudian, ia menuturkan suara, sudut kamera, pencahayaan dan contiunitas pengambilan gambar juga harus diperhatikan oleh seorang cameraman. “Saat wawancara, posisi kamera itu harus ditengah-tengah narasumber,” ujar dosen itu.
Adlen mengamsumsikan lensa kamera sebagai perwakilan mata penonton dalam melihat peristiwa di lokasi kejadian. “Buatlah foto berita itu sebagai pesan gambar kepada masyarakat,” terangnya. (hry)
Wartawan: Febrian Hidayat (Mg) dan Januarica Amora Putri (Mg)