Suarakampus.com- Daerah Pesisir memiliki banyak potensi wisata, menawarkan berbagai keindahan yang menyejukkan mata. Tidak terkecuali Manjuto Beach salah satu destinasi di Sungai Pinang, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan yang mampu memanjakan pengunjungnya.
Potensi itulah yang membuat lima bersaudara anak nagari asli Sungai Pinang memberanikan diri membangun tempat wisata di Manjuto Beach. Destinasi Manjuto ini berasal dari nama kecil daerah tersebut.
Majunto Beach salah satu pilihan bagi masyarakat Kota Padang untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuk perkotaan. Pantai ini cukup ditempuh menggunakan sepeda motor selama dua jam dari pusat Kota Padang. Rasa lelah pengunjung selama diperjalanan akan diterpa dengan pemandangan bukit dan laut bergantian di sebelah kiri dan kanan jalan.
Meski jalan menuju wisata Manjuto Beach sudah cukup bagus, namun pengunjung perlu berhati-hati karena bentuk medan jalan cukup curam sekitarnya dikelilingi bukit.
Lima Bersaudara Mandiri Manfaatkan Potensi Nagari Sungai Pinang
Dikelilingi bukit dan lautan membuat Sungai Pinang memiliki keindahan sekaligus kekayaan alam. Potensi itulah yang membuat Oskar Putra bersaudara bergotong-royong mendirikan tempat wisata Manjuto Beach ditemani fasilitas wisata lainnya di kawasan Mandeh.
Oskar Putra bilang, pendirian Manjuto Beach menggunakan uang pribadi dengan memakai konsep keluarga. Saling bekerja sama dalam membangun Manjuto Beach Homestay di tahun 2016 lalu. Dalam pembangunannya lima bersaudara, Oskar Putra, Andre, Andri, Jimi, dan Lola harus menerima berbagai lontaran pertanyaan dari warga.
“Dulu kan ketika baru dirintis, kita sama-sama tahu mulut masyarakat, banyak terlontarkan pertanyaan, kenapa membuat ini, tidak ada untungnya? Hal itu kita bungkam mulutnya dengan prestasi, dengan kesungguhan kita, lama kelamaan akan bungkam sendiri,” tuturnya, Minggu (06/11).
Dirinya mengaku mendapatkan keberanian diri setelah melihat Riki, yang juga sama-sama anak asli daerah tersebut berhasil mengembangkan bisnis wisata di bidang turis. Riki juga merupakan pencetus pertama. “Jadi dia yang menginspirasi, kemudian kalau di sini saya dan empat saudara lainnya,” lugasnya.
Selain mencontoh Riki, Oskar bersaudara merintis usaha tersebut secara mandiri, dan berprinsip tidak ingin meminta bantuan dari berbagai pihak. Cukup gotong-royong, terus berbenah dan memberikan pelayanan terbaik.
“Kami malas untuk minta-minta, ribet ngajuin syarat segala macam, nanti takutnya kita yang sakit hati. Bagusan kita mandiri, kalau bisa sendiri kenapa enggak,” ungkapnya.
Sementara untuk pengelolaan, Oskar bersaudara lebih memperkerjakan pihak family dan anak asli nagari sendiri, berharap dengan keberadaan wisata di Manjunto Beach bisa membantu sedikit banyaknya perekonomian warga sekitar.
Manjuto Beach “Free Area”
Karcis memasuki wisata di Manjuto Beach tanpa menginap, Oskar bilang cukup membayar Rp 10.000 untuk dewasa dan anak-anak tidak dipungut sudah free area. Seperti parkir, toilet, jembatan kayu di dermaga, gazebo dengan memakai sistem siapa yang lebih dulu. Oskar beralasan untuk menjaga keberlanjutan.
“Pokokya free area kecuali makan dan penginapan. Kalau kita minta semua nanti orang takut ke sini. Ini kita memikirkan keberlanjutan, jadi orang tidak berat untuk mengeluarkan Rp 10.000 itu,” tuturnya.
Adapun, kata Oskar, untuk menginap satu hari per orang menggunakan tenda atau tidur di gazebo pada hari biasa Rp 25.000 ribu, libur Rp 35.000. Adapun untuk penginapan mulai memakai tarif Rp 400.000 tergantung paket kamar yang diambil.
Oskar menuturkan, untuk hari biasa pendapatan sekitar Rp 500.000, dikunjungi sekitar 50 orang. Sementara hari libur sampai Rp 1.000.000, wisata berkisar 100 orang.
Fasilitas yang Ditawarkan
Saat mengujungi wisata di Manjuto Beach, pengunjung bisa menikmati udara sejuk pantai, bermain pasir, berenang di area dangkal dan dalam pantai yang tenang tanpa gelombang ombak.
Selain itu, bagi penyuka kegiatan memancing bisa menyalurkan hobi tersebut. Wisatawan bisa memancing sembari melihat ikan di air jernih dan sesekali melihat penyu yang lewat.
Oskar menerangkan, pihaknya memberikan pelayanan dengan menyediakan ayunan dan sebelas gazebo sekedar melepas penat pengunjung. Wisata di Manjuto Beach juga dilengkapi tempat ibadah seperti musala. Pengujung juga bisa mendirikan tenda dan terdapat aula kayu tempat berkegiatan dan berbincang-bincang.
Wisata di Manjuto beach juga dikelilingi warung, penjual jajanan bermotor, dan anak-anak warga asli berkeliling menawarkan gorengan dan keripik.
Namun Oskar, salah satu pendiri wisata di Manjuto Beach mengeluhkan, terkait pengunjung yang belum bisa maksimal memakai fasilitas baik listrik dan signal yang memadai.
Dirinya mengaku tidak tahu pasti alasan belum adanya listrik semenjak 2016 wisata di Manjuto Beach didirikan. Namun, menurut pembicaraan pihaknya dengan pemerintah nagari, listrik belum masuk karena masyarakat wilayah tersebut masih sedikit.
“Kalau masyarakat sedikit gimana orang mau memasukkan listrik ke sini. Karena untuk travo itukan mahal, yang penting kita sudah pernah ajukan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN),” sampainya.
Sama halnya dengan Pedagang Minuman Warung Manjuto Beach, Rohima juga mengungkapkan semenjak berdiri wisata tersebut masih memakai disel. Sehingga wisatawan tidak leluasa menggunakan listrik secara maksimal. “Pengunjung membutuhkan AC, sedangkan sekarang masih disel. Kalau daya disel tidak memadai, hanya untuk lampu aja,” terangnya.
“Sudah pernah diusulkan untuk pemasangan listrik PLN membantu kita untuk pemasangan kabel, tapi titik-titik lain perlu dibayar, namun ada beberapa warga yang mengharapkan semuanya dari PLN. Makannya sampai saat ini belum ada listrik,” terangnya.
Meski begitu, ia berharap pengunjung tidak kecewa dengan fasilitas yang telah ditawarkan. “Semoga lebih banyak pengunjungnya,” harapnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung asal Kota Padang, Sri Gusti Handayani menginginkan disediakan fasilitas hiburan untuk anak-anak. Namun dirinya mengaku senang bisa berkunjung ke tempat tersebut untuk refreshing bersama keluarga.
“Kalau di sini untuk permainan air baik benen, pelampung perlu dilengkapi gitu, jadi sarana prasarana belum bagus untuk anak-anak. Karena wisatanya tidak untuk orang tua saja tapi untuk anak-anak. Penginapan sudah bagus hanya sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan lagi,” inginnya. (ndn)
Wartawan: Ulfa Desnawati