Suarakampus.com – Irvan Radiansyah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN IB Padang, berhasil menjuarai kompetisi panjat tebing kategori speed putra. Peraihan juara I pada Pekan Kreativitas Mahasiswa Universitas (PKM-U) ini hasil dari perjuangan gigih yang dilaluinya, Kamis (09/05).
Irvan menyatakan rasa syukur atas peraihan juara I hasil dari kerja kerasnya. “Upaya dengan tekun mengantarkan saya atas pencapaian ini, sangat bangga dan gembira,” katanya.
Lalu ia menjelaskan bahwa usaha dan doa menjadi kunci keberhasilan. “Saya terus berlatih, dan bermohon kepada Allah dengan keyakinan bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,” tambahnya.
Ia mengungkapkan perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah, perjuangan jarak antara kampus II dan III mesti ditempuh dengan waktu dan tenaga untuk belajar panjang tebing.
“Saya harus berkomitmen berlatih lima kali seminggu latihan, demi meraih kemenangan,” jelasnya saat diwawancarai oleh tim suarakampus.com.
Ia juga membagikan strategi yang digunakannya dalam pertandingan. “Saya latihan teratur, persiapkan taktik, dan strategi matang, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memupuk semangat juang yang tinggi,” sebutnya.
Selain itu, Irvan mengatakan menghadapi berbagai tantangan, salah satunya kecelakaan sebelum pertandingan. “Saya harus menjaga motivasi dan semangat tinggi, mengatasi rasa cemas, serta menyeimbangkan antara latihan, akademik, dan kehidupan pribadi, kemudian kejadian musibah juga rintangan yang harus saya hadapi,” tuturnya.
Setelah meraih prestasi ini, Irvan menuturkan hendaknya dapat terus meningkatkan kemampuan di masa depan. “Saya berharap bisa terus mengasah kemampuan, dan meraih prestasi yang lebih gemilang di kompetisi selanjutnya,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu Juri, Diwa Aulia Putra menjelaskan penilaian panjat tebing kategori lead itu dinilai dari siapa yang top tertinggi, dan waktu mencapainya cepat, itulah pemenang, dan untuk penilaian speed itu dihitung dari siapa cepat untuk mencapai top tertinggi. “Sistem penghitungan yang diterapkan cukup ketat, dan memperhatikan beberapa faktor penting,” paparnya.
Lalu, ia menjelaskan kekuatan utama yang dimiliki peserta berasal dari gabungan beberapa faktor. “Kekuatan kuncinya para peserta itu tergantung otak, otot dan nasib,” sebutnya.
Selain itu, Diwa mengungkapkan persaingan yang sengit terjadi di antara para peserta yang memiliki kemampuan hampir setara. “Saya lihat dari kompetisi, kemampuan para atlet hampir sama rata,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Diwa memberikan motivasi kepada para peserta agar terus berlatih demi meraih prestasi lebih tinggi di masa mendatang. “capai yang terbaik, kompetisi tidak hanya ini, masih banyak lainnya dengan jenjang, maupun tingkat yang berbeda,” pesannya. (hkm)
Wartawan: Verlandi Putra (Mg), Azzahra Siti Nurrahmi (Mg)