Suarakampus.com- Kasus anemia pada remaja masih tergolong kategori tinggi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Yetty Movieta Nency dalam Seminar Kesehatan Online dengan tema Remaja Sehat Bebas Anemia pada Peringatan Hari Gizi Nasional 2021 secara daring via aplikasi Zoom Meeting, Senin (25/01).
Yetty mengatakan kasus anemia saat sekarang ini lebih banyak di alami oleh remaja putri. “Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 kasus anemia pada remaja putri mencapai 48,9 persen,” katanya.
Kasus anemia pada remaja marak terjadi di negara berkembang karena kebiasaan, pola makan dan tumbuh kembang yang cepat dari remaja.
Lanjutnya, di negara berkembang kebiasaan mengonsumsi biji-bijian lebih tinggi dari pada mengonsumsi daging. “Negara-negara maju hanya mengalami sedikit kejadian karena lebih banyak mengonsumsi daging dibandingkan negara berkembang yang dominan mengonsumsi beras,” tuturnya.
“Kalau kita berbicara anemia pada remaja itu yang terjadi adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB) karena hal ini merupakan masalah secara global yang mempengaruhi semua tingkat usia,” tambahnya.
Pemateri selanjutnya, Listiyani Eka mengungkapkan edukasi tentang anemia bagi remaja penting dilakukan, “Karena kedepannya remaja akan berkeluarga dan harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bahan pangan apa saja yang harus dikonsumsi keluarganya,” ungkapnya.
Kemudian, ada beberapa hal yang menjadi masalah pada pola makan remaja di Indonesia. “Asupan buah, sayur dan zat besi rendah menyebabkan remaja terkena anemia serta pola makan yang tidak sesuai dengan aturan kesehatan,” tutupnya. (gfr)
Wartawan: Meccarani Aimme Safira (Mg)