Suarakampus.com- Sejumlah Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang mengeluhkan lambannya koneksi jaringan internet UINIB-Hotspot. Padahal, ketersediaan WiFi di lingkungan kampus sudah menjadi kebutuhan mendasar.
Seperti yang dirasakan Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab, Ahmad Rian merasakan WiFi UINIB-Hotspot kampus sering tidak stabil sehingga membuatnya jarang memakai jaringan internet tersebut. “Kalau siang sering lelet jaringannya, tapi saat malam lumayan cepat terkoneksinya,” tuturnya kepada wartawan suarakampus.com, Selasa (21/12).
Hal ini sangat ia sayangkan, sebab katanya, WiFi kampus merupakan fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa, akan tetapi tetap tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. “WiFi ini kan sebenarnya fasilitas bagi kami, namun fasilitasnya tidak bisa diakses, ya percuma saja,” ungkapnya.
Menurutnya, koneksi internet menjadi lelet dikarenakan banyaknya mahasiswa UIN yang menggunakan jaringan tersebut. “Mungkin karena banyak yang memakai jadinya lelet,” ujarnya.
Meski demikian, Rian tetap berharap agar kampus dapat mengatasi masalah ini dengan menambah kecepatan WiFi tersebut. “Kalo bisa kampus dapat menambah kecepatannya biar tidak lelet lagi,” harapnya.
Hal serupa juga dirasakan Liza selaku Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, di mana merasa internet gratis yang disediakan kampus tidak memadai. “Untuk tersambung saja susah, apalagi menggunakannya secara utuh,” ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) Zulfendri mengatakan, kecepatan yang disediakan UIN IB bisa dikatakan telah lumayan memadai. Yakni besar kecepatan yang diberikan 100 Mbps/user.
Adapun susahnya mahasiswa dalam mengakses jaringan yang disediakan kampus, menurutnya disebabkan jauhnya lokasi mahasiswa dari titik WiFi sehingga penggunaan internet menjadi tidak memadai. “Kalau bisa, mahasiswa kita tidak berkumpul di satu tempat, karena pemerataan WiFi kampus masih tergolong minim,” ujarnya.
Sambungnya, jangkauan maksimal di kampus saat ini 100 m dari pusat WiFi, dengan 67 titik yang terhubung dengan UINIB-Hotspot di seluruh lingkungan UIN IB. “Kampus I sebanyak dua WiFi, Kampus III sebanyak tiga WiFi dan selebihnya berada di kampus II,” tuturnya.
Zulfendri menjelaskan, kapasitas pemakaian internet UINIB-Hotspot berdasarkan mahasiswa aktif yang terdata dari pihak akademika kampus sekitar 15.000-an. “Semuanya bisa menggunakan WiFi dengan login NIM masing-masing,” ucapnya.
Terkait uang yang digelontorkan kampus untuk internet ini, ia menyatakan mencapai 160 juta/bulan dan masih dalam proses pengembangan. “Mengenai distribusi anggaran, saya juga kurang tau, mungkin Kabag Keuangan bisa menjelaskan,” ujarnya. (ulf)
Wartawan: M. Abdul Latif, Rindang Sabhita Najmi dan Hary Elta Pratama