Suarakampus.com- Perayaan pasar malam tahun baru Imlek Etnis Tionghoa ke- 2574/2023 M di Kota Padang, membawa daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pasalnya, festival tersebut kembali digelar dengan nuansa baru pasca tiga tahun vakum karena pandemi covid-19.
Salah seorang pengunjung, Apri mengaku kembali merasakan nuansa Tionghoa setelah tiga tahun perayaan Imlek tidak digelar. “Lampion merah yang tergantung indah di sepanjang deretan bazar, menambah semaraknya suasana pasar malam,” ungkapnya, Kamis (12/01).
“Akibat pandemi kemarin, perayaan ini sempat tertunda, dan sekarang dapat dilakukan kembali seperti biasa,” tambahnya.
Santi yang juga seorang pengunjung menuturkan, food and beverage turut hadir pada pasar malam tersebut, sehingga makin menarik masyarakat untuk berkunjung ke sana. “Saya senang pasar malam Imlek ini disandingkan dengan kuliner, harganya murah dan rasanya pun enak,” tuturnya.
Sama halnya dengan Apri dan Santi, Een selaku Wisatawan mengatakan dengan adanya kuliner tersebut dapat membantu mempromosikan produk-produk para pedagang. “Hal ini bisa membantu memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat,” katanya.
Lanjutnya, tidak hanya itu, sembako murah juga disajikan pada pasar malam tersebut. Hal itu cukup membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. “Masyarakat cukup terbantu dengan adanya ini, khususnya menengah ke bawah,” ungkapnya.
Cen, seorang masyarakat yang turut menghadiri pasar malam menyampaikan kegiatan tersebut tidak terbatas pada satu etnis saja, budaya lain juga ikut dipertontonkan. “Konsepnya memadukan banyak budaya, ini bisa meningkatkan kekentalan persatuan dan kerukunan,” terangnya.
Ia berharap, Klenteng Lama di Kota Padang tersebut bisa menjadi tempat pariwisata bagi turis di berbagai mancanegara, sebab bangunan di sepanjang kota tua memiliki sejarah masyarakat Tionghoa di Sumatra Barat. “Nantinya, wisatawan dapat mengetahui sejarah hadirnya masyarakat Tionghoa di Sumatra Barat,” tutupnya. (red)
Wartawan: Nur ‘Azizah Yunara Putri (Mg)