Mudik Bukan Sekadar Tradisi Pulang Kampung

Ilustrasi (Foto: Tribunnews.com)

Suarakampus.com- Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Mardan Mahmuda mengatakan kegiatan mudik sangat penting, lantaran bukan hanya sekadar tradisi pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga. Melainkan ada kebutuhan jiwa yang harus dipenuhi dalam tradisi mudik.

“Ada kebutuhan jiwa dalam tradisi mudik, yaitu kepuasan tersendiri bagi orang rantau dan orang kampung untuk merekat silaturahmi melalui momen Idul Fitri, serta untuk mengobati kerinduan akan suasana di kampung halaman yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” katanya, Selasa (11/05).

Mardan menuturkan mudik tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya larangan mudik yang ditetapkan pemerintah pusat. “Sebagai warga negara yang baik tentu kita menghormati himbauan larangan mudik tersebut untuk mencegah penularan virus Covid-19,” ucap Dosen Sosiologi dan Antropologi Dakwah itu.

Lanjutnya, khusus mudik lokal di Sumatra Barat (Sumbar) tidak dilarang seperti yang telah dijelaskan oleh Kapolda Sumbar. “Hanya saja kita tetap mematuhi prokes agar terhindar dan aman sampai tujuan dari Covid-19,” tuturnya.

Ia juga mengatakan sekarang ini silaturahmi bisa dijalin melalui komunikasi jarak jauh seperti video call, telponan, dan sebagainya. “Silaturahmi menggunakan perantara Hand Phone (HP) pasti berbeda dengan bertemu secara langsung,” ucapnya kepada wartawan suarakampus.com.

Meskipun demikian, semuanya tidak akan terobati hanya berkomunikasi dengan HP, maka hal tersebut membuat perantau nekat untuk pulang kampung. “Sederetan pertanyaan akan datang secara beruntun dari orang terdekat di kampung sebagai bukti rindu mendalam dari mereka, meskipun sudah sangat sering menelepon,” tutur Mardan.

Mardan juga menerangkan secara tegas ia belum menemukan hadis terkait kegiatan mudik ini, hanya saja tradisi ini memiliki momen silaturahmi yang dianjurkan Rasulullah. “Nabi Muhammad pernah melakukan praktik mudik saat peristiwa Fathul Makkah, namun momennya tentu berbeda,” jelasnya.

Ia berharap ke depannya pemerintah melakukan evaluasi terkait larangan mudik saat lebaran. “Semoga pemerintah bisa memberikan solusi terbaik dari hal ini,” harapnya. (rta)

Wartawan: Muhammad Iqbal (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Peringati Ulang Tahun Ke-32, SKK Ganto Gelar Gebyar Lomba Jurnalistik dan Artistik

Next Post

Memaknai Hikmah Kemenangan Idulfitri Pertama

Related Posts
Total
0
Share