Oleh : Siti Ulami
(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Imam Bonjol Padang)
Nan terhebat dari hati
Ialah ia bisa patah dan tumbuh berkali-kali
Sialnya, kenapa hati ini harus mati?
Kenapa tak sekadar patah saja?
Apakah karena terlalu sering patah,
Hati ini layu dan pada akhirnya ia mati?
Lalu, apa yang harus pemilik hati ini lakukan?
Semua hampa
tak ada rasa yang dapat ia rasakan
Apakah ia harus memanggil penjaga mantra
Merapal doa untuk menghidupkan apa yang telah mati?
Tapi itu hanya akan sia-sia
Lagi pula, tak ada mati
Nan berhasil hidup kembali.
Kali ini
ia hanya bisa berharap
hatinya patah, bukan mati