Oleh: Larasati
(Mahasiswa Ekonomi Syariah, UIN Imam Bonjol Padang)

Suarakampus.com- Pembangunan merupakan upaya atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pembangunan meliputi berbagai aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup suatu daerah. Unsur-unsur esensial atau nilai-nilai inti keberhasilan pembangunan ekonomi meliputi kecukupan, identitas dan kebebasan, yang merupakan tujuan utama yang harus dicapai setiap masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu masalah ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara. Dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dengan perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh negara tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang terus berbenah untuk meningkatkan pembangunan khususnya dalam hal perekonomian.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beberapa daya tarik wisata yang sedang berkembang dan keadaan ekonominya mulai membaik. Perekonomian Indonesia secara keseluruhan masih diragukan karena masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian utama. Angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami turun naik atau disebut juga dengan fluktuatif. Dapat kita lihat pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan secara drastis yaitu diangka -13.1 sebagai akibat krisis moneter. Pertumbuhan ekonomi mulai berada dikisaran 5 persen pada tahun 2004, pada puncaknya ditahun 2007 yaitu diangka 6.3 persen, tingginya harga komoditas saat itu membuat pertumbuhan ekonomi naik. Namun, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Indonesia kembali turun yaitu diangka 2 persen dikarenakan adanya Covid-19 sebagai salah satu faktor penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seteleh itu pada tahun 2021 melaju positif diangka 3.6 persen. Membaiknya penanganan Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk menilai stabilitas ekonomi suatu negara adalah inflasi. Penyesuaian statistik ini akan berdampak pada dinamika pertumbuhan ekonomi. Dari perspektif ekonomi, inflasi dipandang sebagai peristiwa moneter di negara-negara, di mana variasi inflasi cenderung menyebabkan ketidakpuasan ekonomi. Ketika harga naik secara teratur, inflasi hadir. Akibatnya, produk lain menjadi lebih besar atau menghabiskan lebih banyak uang. Untuk menjelaskan fenomena inflasi, banyak teori telah dibuat.

Teori monetaris berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh jumlah uang beredar yang berlebihan relatif terhadap permintaan konsumen. Golongan non-moneter, termasuk Keynes, tidak setuju dengan perspektif monetaris, tetapi mereka juga menegaskan bahwa pertumbuhan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, atau ekspor impor dapat menyebabkan permintaan agregat tambahan meningkat tanpa peningkatan jumlah uang beredar. Oleh karena itu, inflasi dapat disebabkan oleh sumber moneter dan non-moneter. Menurut Sukirno, Inflasi merupakan proses naiknya harga dalam sebuah perekonomian. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum yang terjadi secara terus menerus.

Grafik tersebut menjelaskan laju inflasi di Indonesia, dapat kita lihat pada tahun 1998 laju inflasi sangat tinggi yaitu diangka 58.4 persen, krisis moneter pada pertengahan 1997 penyebab naiknya laju inflasi di tahun 1998 tersebut. Tahun 1999 hingga 2021 laju inflasi cukup fluktuatif dimana tingkat paling rendah di tahun 2021 diangka 1.5 persen. Ada hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi yang tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi begitu sebaliknya, tingkat inflasi yang relatif rendah dan stabil dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pengangguran adalah salah satu dampak yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Karena jika pengangguran tidak segera diatasi maka akan mengakibatkan kerawanan sosial, serta akan menyebabkan kemiskinan. Pengangguran merupakan masalah bagi semua negara di dunia. Tingkat pengangguran yang tinggi akan mengganggu stabilitas nasional negara. Sehingga setiap negara berusaha untuk menjaga tingkat pengangguran pada tingkat yang wajar. 

Pengangguran selalu menjadi masalah yang sulit dipecahkan di setiap negara. Karena jumlah penduduk yang bertambah setiap tahun, akan menyebabkan bertambahnya jumlah pencari kerja, dan seiring dengan bertambahnya angkatan kerja juga akan meningkat. Jika tenaga kerja tidak dapat diserap ke dalam pasar kerja maka mereka akan diklasifikasikan sebagai pengangguran. Berikut grafik tingkat pengangguran di Indonesia periode 1991-2021.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia tertinggi yaitu pada tahun 2008 diangka 8 persen dibanding tingkat pengangguran ditahun 2006 diangka 7.5 persen. Namun mulai dari tahun 2009 sampai 2021 tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penurunan dan fluktuatif itu dikarenakan pemerintah berupaya untuk membuka lapangan pekerjaan di berbagai sektor untuk menimbangi adanya tambahan angkatan kerja baru yang bertambah di setiap tahunnya.   

Karena populasi pekerja berkontribusi pada produksi barang dan jasa sementara pengangguran tidak, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran berkorelasi erat. Pertumbuhan ekonomi dianggap mengakhiri kemiskinan dan pengangguran (kualitas). Dimulai dengan dua masalah yang dapat merusak ekonomi dan akan berdampak buruk pada ekonomi, politik, dan masyarakat, pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat.

Padang, 13 Desember 2022