Suarakampus.com- Sartika, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), raih gelar lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92 dan berhasil mendapatkan beasiswa Strata-2 (S2) di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang. Hal ini diumumkan pada saat wisuda angkatan ke-92 hari kedua, di Gedung J Academica dan Multipurpose Kampus III, Selasa (29/10).
Saat diwawancarai oleh tim suarakampus.com, Sartika mengungkapkan rasa syukurnya atas gelar yang ia dapatkan karena dari segala yang dilakukan tentu ada usaha yang maksimal. “Alhamdulillah diamanahkan menjadi salah satu mahasiswa terbaik diantara mahasiswa lainnya dan mendapatkan beasiswa S2 menjadi rasa syukur yang sangat luar biasa bagi saya,” ucapnya.
Ia juga memberikan beberapa tips untuk bisa meraih lulusan terbaik, yaitu pertama motivasi tekad dan keinginan diri. “Jadi yang pertama luruskan niat dan prioritas,” tegasnya.
Lanjutnya, ia menuturkan dengan seiring berjalannya waktu usaha tidak akan menghianati hasil dan akan diberikan kemudahan oleh Allah untuk melakukan suatu hal karena sesungguhnya hal demikian telah dijanjikan dalam Al-Qur’an Surah Ar Rad ayat 11 dikatakan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika tidak kaum itu sendiri yang mengubahnya. “Prinsip itu yang saya pegang sampai sekarang,” pungkasnya.
Selain itu, Ia juga pernah mengikuti organisasi kampus seperti Himpunan Mahasiswa (HMP) Prodi PAI menjabat sebagai Departemen Sosial dan Ekonomi periode 2022/2023 dan Kepala Bidang Agama Islam periode 2023/2024. “Selain akademik, aktif berorganisasi juga menjadi salah satu hal mengantarkan saya ke titik ini, ” katanya.
Sehubungan dengan itu, ia menjelaskan cara dalam membagi waktu yaitu baginya kuliah tidak dinomor satukan dan organisasi tidak dinomor duakan artinya seimbang, karena apabila akademik saja yang diketahui sekitar kampus saja tetapi dengan organisasi ini akan memberikan pengalaman dan motivasi yang sangat berarti. “Jadi dalam memanajemen waktu mana dirasa paling penting itu didahulukan,” jelasnya
Kendati demikian, banyak pengorbanan Sartika untuk berkuliah dimana ia terlahir sebagai anak di keluarga ekonomi rendah dan ayah yang sudah meninggal, jadi terasa berat namun keluarga dan kerabat terdekat selalu memberikan motivasi. “Ada perkataan ibu yang selalu diingat yaitu jangan pernah tinggalkan sholat, harus banyak belajar dan jangan takut salah, jika ingin sukses jangan ada laki-laki yang ikut campur selain keluarga artinya memang fokus untuk belajar, dan terakhir tetap berbuat baik kepada semua orang,” sebutnya.
Bagi Sartika, semua terasa begitu berkesan saat berkuliah di UIN, tetapi perjuangan dalam melanjutkan kuliah yaitu ketika Allah memang merencanakan hal yang lebih baik daripada dugaan. “Yang paling berkesan yaitu masih diberi kesempatan untuk menimba ilmu S2 di UIN IB Padang,” ucapnya.
Ia berharap, teruslah semangat dan berjuang karena bagaimanapun keadaan sekarang itu tidak menentukan nasib dimasa datang. “Rendahnya ekonomi tidak membuat kita berhenti kuliah atau tidak melanjutkan pendidikan, buktikan bahwa kita juga mampu untuk meraih pendidikan yang gemilang di masa depan,” harapnya.
Santia, selaku adik kandung Sartika, mengatakan perasaan bahagia yang luar bisa atas pencapaian kakaknya karena di keluarga hanya Sartika lah yang mencapai sarjana. ” Kami sangat senang dan ia sosok teladan,” katanya.
Baginya, sosok Sartika menjadi teladan yang sangat fokus dalam belajar, mengajarkan hal baik, tidak terpengaruh oleh hal lain. “Pendidikan memang pendidikan itu sangat menjadi teladan bagi saya,” sambungnya.
Adapun bentuk support yang diberikan oleh adiknya dengan memberikan semangat karena disekeliling Sartika juga banyak orang yang ingin menjatuhkannya, jadi sebagai seorang adik ia hanya bisa memberikan semangat dan berkata jangan hiraukan ucapan orang lain terhadap diri Sartika. “Begitu juga dengan keluarga yang lain memeberikan support dan didengar oleh Sartika,” ucapnya.
Selanjutnya, Destria Fitriana selaku teman dekat Sartika, mengungkapkan saat pertama kali mendengar dan jadi orang pertama yang diberitahu kalau menjadi lulusan terbaik tentunya mengucap syukur karena perjuangan Sartika selama ini tidak sia-sia. “Senang terharu ingat masa-masa dulu berjuang bersama saat kuliah maupun organisasi,” ungkapnya.
Destia juga bercerita selama menunggu jadwal wisuda Sartika ingin mencari pengalaman dengan menjadi guru pengganti yaitu mengantikan guru yang sedang melahirkan, tetapi ketika saat sibuknya ngajar di Padang ternyata ibu nya sakit, sibuk ngajar disekolah, sibuk urus berkas wisuda yg mengharuskan pergi ke kampus dan juga harus pulang kampung merawat ibunya walaupun cuma sabtu minggu di rumah. “Banyak yg bisa dijadikan contoh dari sifat beliau yaitu gigih, sabar, sederhana,” jelasnya
Ia berharap, semoga Sartika bisa memposisikan diri karena gelar hanyalah sebuah gelar tetapi ilmunya yang berguna bagi masyarakat, keluarga, dan orang-orang sekelilingnya. “Bisa menjadi lebih baik dan luar biasa kedepannya,” tutupnya. (rhm)
Wartawan: Silvi Amelia