Suarakampus.com- Berbicara tentang Solok Muda, terkait pembangun nagari binaan berbasis kearifan lokal menjadi sebuah gerakan jangka panjang yang berkelanjutan . Hal ini disampaikan Rangga Zamahendra, Sebagai Head Project Muda Mengabdi Solok Muda.
Selaku Delegasi Pra Sarasehan konferensi Mahasiswa Antropologi Se Indonesia JKAI-XVI 2023 , Rangga Zamahendra mengatakan, konferensi mahasiswa antropologi seluruh Indonesia di Unhas Makassar membicarakan Reposisi Antropologi Dalam Disrupsi Kebudayaan. “Peran pemuda, peran mahasiswa dan peran pelajar harus menggerakkan dan mendorong Pelestarian kebudayaan lokal,” ucapnya.
Ahli antropologis psikologis Levi-Strauss mengatakan individu merupakan produk dan kepribadian merupakan produk dari budaya lokal. “Karakter kepribadian bangsa lahir dari lokalitas dan oleh karena itu mari kembalikan marwah Minangkabau di kancah nasional,” sampainya.
Lanjutnya, Kita semua harus ikut andil dalam pembangunan Indonesia ke depan dan harus menyukseskan visi pemerintahan yaitu Sustainable Development Goals (SDGS) 2030, pembangunan berkelanjutan. “Solok bukanlah daerah yang tertinggal, tapi belum mendapatkan keadilan yang merata,” ujarnya.
Dia berpesan, bahwa pemuda harus peka pada isu isu lokal kita menjadi mitra kritis dan solutif pemerintah, serta peran mahasiswa disitu sangat urgensi karena mempunyai keahlian dalam akademik. “Disitu mereka harus menghidupkan kembali mencari data dan meriset persoalan lalu diajukan ke pemerintah,” katanya.
Gerakan mahasiswa hari ini harus berbasis data dan riset yang berkelanjutan terkait isu yang harus diselesaikan bersama, yaitu soal pemerataan pendidikan dan pemerataan guru. Isu ekonomi terkait lahan yang luas bagaimana kesejahteraan petani, bagaimana subsidi pupuk dan bagaimana pengeluaran nantinya itu perlu perhatian khusus dari pemerintah. “Intinya saling berkolaborasi untuk kemajuan Solok ke depan,” tuturnya.
Memandang suatu daerah, kita harus memandang secara holistik dan empiris, karena secara infrastruktur Solok belum mendapatkan keadilan, tetapi secara penguatan kearifan lokal, Solok masih menggaungkan nilai nilai lokalitas. “Perlu kita tinjau lebih baik lagi pembangunan infrastruktur itu harus beriringan dengan pembangunan sumber daya manusia,” sebutnya.
“Di Solok itu masih banyak yang terbengkalai. Jalan masih banyak yang rusak seperti di tigo lurah itu perlu wartawan diliput bagaimana tigo lurah belum mendapatkan keadilan secara infrastruktur listrik, jaringan, dan jalan,” sampainya.
Di Solok muda juga bergerak berdasarkan hasil data dan riset, pola gerakan pertama itu kita harus mendata dan meriset suatu problematika sosial. Datanya sudah ada, kita rembukan dan didiskusikan bersama. “Hasil diskusi ini baru kita jadikan sebuah gerakan,” ucapnya.
Baca juga: https://suarakampus.com/keistimewaan-bareh-solok/
Lanjutnya, terkait Solok muda ada lima gagasan strategis,pertama muda literasi, kedua muda peduli, ketiga muda mengabdi, keempat muda entrepreneur, kelima muda berkarya. “Gagasan ini perlu kita implementasikan secara bertahap dan berlanjut kedepannya,serta merawat nafas panjang perjuangan secara bersama sama,” tutupnya. (una)
Lanjutnya, terkait Solok muda ada lima program atau gagasan, pertama muda literasi, kedua muda peduli, ketiga muda mengabdi, keempat muda entrepreneur, kelima muda berkarya. “Tetapi, perlu kita implementasi secara berlanjut dan bertahap serta napas perjuangan ini bisa diperjuangkan secara bersama sama,” tutupnya. (una)
Wartawan: Januarica Amora Putri dan Febrian Hidayat