Oleh: Verlandi Putra (Mahasiswa Semester 6 Prodi Tadris Bahasa Inggris)
Aku datang bukan untuk memohon ruang
namun langkahku kalian rapatkan dalam bayang
Dibentuk seperti boneka yang kehilangan lengan
Diletakkan diam di sudut riuh yang kalian palsukan
Setiap suaraku adalah denting asing
Mata kalian bertukar makna yang tidak mengandungku
Seolah aku tersesat dalam skenario yang bukan milikku
Kalian sibuk jadi tokoh yang lupa bahwa aku bernapas juga
Kisah kalian panjang bagai jalan berliku
Aku dengar sambil meneguk getir dalam diam
Setiap tawa kalian menusuk seperti ucapan tamu tak diundang
Seperti aku hanyalah jeda yang tak perlu diingat
Kalian mengajak tapi tak pernah mengikutsertakan
Membiarkanku jadi artefak sunyi dalam pertemuan yang riuh
Kode kalian berseliweran seperti sindiran
Sedangkan aku cukup sadar untuk merasa ditinggalkan dengan sengaja
Aku bukan pelengkap keramaian yang bisa digandeng lalu dibuang
Bukan hewan peliharaan yang diikat demi kesan meriah
Jika kalian ingin berjalan berdua tanpa bayanganku
Kenapa tak melepas aku sejak langkah pertama
Lelah rasanya menjadi koma di antara kalimat yang saling menatap
Menjadi jeda yang kalian abaikan
Menjadi napas yang tak pernah dimaknai
Hanya karena kalian terlalu sibuk memuja diri sendiri
Semua penerimaan yang kalian tawarkan serupa racun
Terbungkus senyum dan canda palsu
Kalian ingin aku diam demi kenyamanan kalian
Bukan demi kepedulian pada diriku
Aku tidak buta meski kalian berharap begitu
Aku bisa meraba dingin yang dibungkus basa-basi
Aku bisa mencium jijik di balik obrolan ringan kalian
dan aku muak terus menjaga sopan santun untuk hubungan yang mati
Jika aku hanya figuran dalam panggung kalian
Maka aku pilih turun dengan langkah yang masih bermartabat
Daripada terus jadi bayangan muram
Yang diinjak tapi tak pernah diberi nama
Pertemanan bukan tentang jumlah wajah di dalam layar
Melainkan tentang siapa yang tinggal ketika cahaya padam
Dan aku tidak pernah menjadi bagian dari cahaya itu
Karena kalian hanya menoleh saat kesepian
Biarkan aku pergi tanpa perpisahan
Simpan sandiwara dan segala kepura-puraan
Karena aku bukan boneka patah yang rela disisihkan
aku lebih memilih sunyi daripada duduk
Di antara dua lakon busuk yang hanya ingin penonton