Rendahnya Pemahaman Makna Toleransi yang Eksplisit bagi Masyarakat

Ilustrasi toleransi umat beragama (Ilustrator: Asih Sri Wiayu/suarakampus.com)

Suarakampus.com-Rendahnya pemahaman toleransi beragama dalam keberagaman patut menjadi acuan agar terciptanya keharmonisan antar sesama. Hal ini disampaikan oleh Duta Damai Sumatra Barat (Sumbar), Nuraini pada Diskusi Toleransi dalam Ekspresi Beragama via Live Streaming Instagram.

Nuraini mengatakan toleransi belum terwujud jika masih bersifat teori. “Toleransi belum bisa dirasakan dengan baik jika tidak dipraktekkan serta tidak membuka ruang publik untuk berdiskusi,” katanya, Jumat (29/01).

Lanjutnya, viral nya kasus intoleransi terkait kebijakan wajib berjilbab bagi siswi non-muslim di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Padang menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) menilai hal ini sebagai bentuk pelanggaran HAM, namun di lain sisi hal ini sudah diwariskan pemerintah sebelumnya.

“Aturan sekolah ini dibuat 15 tahun lalu semasa Fauzi Bahar Walikotanya dan sampai hari ini belum dilakukan revisi karena tidak ada yang mengeluh terkait kejadian kasus di sekolah itu,” tuturnya.

Kemudian, Nuraini menjelaskan bahwa kasus ini tidak hanya terjadi di Sumbar, daerah lain di Indonesia pun kerap terjadi hanya saja tidak muncul ke permukaan media. “Hal ini terjadi karena pihak masyarakat tidak berani menyuarakan kebijakan sekolah yang bertolak belakang dengan kepercayaan dianut sebagai non-muslim, sebab yang bersekolah di sana mayoritas Islam,” jelasnya.

“Contohnya di Bali, hal serupa juga pernah terjadi dan kasus tersebut tidak mencuat ke permukaan karena memang tidak ada yang menyuarakan ketidakbebasan berekspresi dalam beragama,” sambungnya.

Nuraini juga menuturkan Duta Damai Sumbar bekerja sama dengan Pemuda Lintas Agama (Pelita) Kota Padang melakukan berbagai hal untuk menegakkan keadilan dalam keberagaman suku bangsa. “Berbagai dukungan dan motivasi diberikan kepada yang mengalami kasus seperti itu,” tutupnya.

“Sumbar tidak bisa dibilang intoleran karena yang tertanam di masyarakat mengenai hal ini seperti kasus yang terjadi di Poso atau Ambon yang memakan korban, secara kasat mata masyarakat muslim dengan non-muslim aman-aman saja,” tutupnya. (rta)

Wartawan: Yossi Yusra

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Begini Alur Pendaftaran SPAN-PTKIN 2021

Next Post

Ketukan Pintu Rumah Andawa

Related Posts
Total
0
Share