Oleh: Miftahul Rahman
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Di tengah malam nan sunyi
Ditemani angin berhembus sepi
Pikiran berkecamuk sepi
Ada apa dengan diri ini?
Kata-kata hati berdesir sunyi
Wahai jiwa yang tersakiti
Janganlah terus menghukum diri
Semua terjadi atas kehendak ilahi
Secangkir kopi di malam sunyi
Rokok di jemari memecahkan misteri
Tapi sayang itu hanyalah halusinasi
Aku tak tau kapan dia mau pergi
Duhai ilahi
Sudah ku cari seribu satu solusi
Satu jalan pun tidak aku temui
Kepada siapa aku harus pergi
Hidup sebatang kara tak ada yang peduli
Aku termenung sambil melirik gejolak api
Perlahan-lahan lenyap dihembus sunyi
Terlintas di benak ini, begitu sadis kesunyian membasmi kehangatan hati
Masihkah tersimpan iri dan dengki
Yang menyelimuti lara hati
Membungkam semua rasa ini
Sudah, kembalilah pada illahi
Jangkrik-jangkrik itu masih berdendang di malam hari
Siapa yang di temani? Siapa yang tersakiti?
Ah, dia hanya menyeru kesunyian ini
Sudahlah aku tak mau tersakiti lagi
Padang, 27 Desember 2022